REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang Pilpres 2024 yang berlangsung empat bulan lagi, capres Prabowo Subianto terus berusaha merangkul semua lapisan masyarakat untuk memperkuat elektabilitasnya. Gara-gara itu, Prabowo diyakini bisa meraih sinyal dukungan kuat dari para kiai Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur (Jatim).
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin mengatakan, adanya perubahan personal di dalam diri Prabowo yang lebih kalem sukses mendatangkan keuntungan signifikan baginya. Menurut dia, Prabowo kini terlihat lebih banyak merangkul semua kalangan, termasuk para kiai NU.
"Kali ini Pak Prabowo gayanya lebih soft, lebih bisa diterima oleh kalangan elite dan kalangan masyarakat, di situlah keuntungan Prabowo. Maka dari itu Prabowo bisa mendapatkan dukungan yang banyak dari masyarakat termasuk kalangan kiai dan masyarakat Jatim," kata Ujang dalam keterangannya di Jakarta dikutip Kamis (19/10/2023).
Berdasarkan survei Poltracking Indonesia untuk wilayah Jawa Timur periode 25 September-1 Oktober 2023, Prabowo mengantongi dukungan tertinggi dibandingkan dua capres lainnya. Baik dari simulasi tiga nama capres maupun pemilih yang terafiliasi dengan NU, capres Koalisi Indonesia Maju tersebut selalu menempati posisi teratas.
Prabowo sukses meraih dukungan 40,6 persen, diikuti Ganjar 38,2 persen, dan Anies 13,6 persen. Tak hanya dari simulasi tiga nama capres, Prabowo juga meraih dukungan tertinggi dari pemilih yang terafiliasi dengan kalangan NU.
Prabowo mengantongi dukungan sebesar 41,7 persen, diikuti Ganjar 37,5 persen, dan Anies 14,6 persen. Atas dasar itu, Ujang meyakini, besarnya dukungan itu akan menguntungkan Prabowo pada Pilpres 2024.
Gelombang dukungan dari masyarakat Jatim dan kalangan NU membuat potensi Prabowo meraih suara mayoritas di sana semakin besar. "Banyaknya dukungan kepada Prabowo baik dari elit atau akar rumput ya tentu menguntungkan Prabowo dalam rangka mengumpulkan suara jelang Pilpres 2024," kata Ujang.