REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) Prabowo Subianto semakin digdaya di Provinsi Jawa Barat (Jabar) dengan elektabilitas yang tinggi. Hal itu dikarenakan langkah Prabowo yang sukses menjaga soliditas di basis pendukung akar rumput.
Langkah itu mampu memberikan dampak positif terhadap Prabowo. Menteri Pertahanan tersebut menjadi sangat kuat di Jabar. Keunggulan Prabowo di Jabar sangat sulit ditanding capres PDIP Ganjar Pranowo dan capres Koalisi Perubahan Anies Rasyid Baswedan.
"Jabar adalah salah satu basis Prabowo. Pada Pilpres 2019 lalu Prabowo menang di wilayah ini. Artinya, hingga saat ini Prabowo mempu menjaga basisnya," kata Peneliti Senior LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (14/10/2023).
Selain itu, dukungan dari para tokoh di Jabar juga memberikan dampak positif dalam memperkuat elektabilitas Prabowo. Sepertinya dukungan dari M Ridwan Kamil, Dedy Mulyadi, hingga Deddy Mizwar di dalam tubuh Koalisi Indonesia Mjau (KIM) menjadi nilai tambah bagi Prabowo.
"Di samping itu, beberapa tokoh kuat Jabar juga masuk dalam koalisi KIM, sebut saja Ridwan Kamil, maupun tokoh lainnya," ujar Hanggoro.
Sementara itu, kekuatan Ganjar dan Anies belum terlalu kuat di Jabar. Keduanya belum memiliki faktor keunggulan untuk meraup dukungan dari masyarakat Jabar. "Sedangkan di Jabar, Ganjar maupun Anies belum memiliki sesuatu yang baru untuk melampaui Prabowo di Jabar," ujarnya.
Diketahui, dalam survei Poltracking Indonesia periode 25 September-1 Oktober 2023, Prabowo memiliki elektabilitas 44,2 persen di Jabar. Prabowo mengalahkan Anies di posisi kedua dengan 25 persen, dan Ganjar di posisi ketiga 21,8 persen.
Selain itu, dalam survei Polling Institute periode 1-3 Oktober 2023, Prabowo unggul cukup signifikan di Jabar. Prabowo mendapat elektabilitas sebesar 37,8 persen kemudian Anies mendapat 25,1 persen, dan Ganjar 22 persen