REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) selalu siap membantu pemerintah dalam pencegahan maupun penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Menurut Ketua Umum Gapki, Eddy Martono sejak 2020 pihaknya telah membuat imbauan bagi anggotanya untuk membantu pemerintah mencegah kebakaran lahan, salah satunya, meminta perusahaan anggota Gapki untuk mengaktifkan Satgas Karhutla di masing-masing perusahaan.
Eddy Martono menjelaskan bahwa Satgas Karhutla sangat efektif dalam mengawasi dan mengendalikan kebakaran lahan.
"Satgas ini bekerja 24 jam memantau keberadaan titik api termasuk di lahan masyarakat sekitar kebun. Ini sebabnya hingga kini kebakaran di konsesi kebun sawit anggota Gapki nihil," katanya di Jakarta pada Jumat (6/10/2023).
Sementara itu Ketua Gapki Kalimantan Selatan Eddy S Binti memastikan pihaknya selalu siaga membantu pemerintah.
Untuk itu, tambahnya, selain menyiapkan pompa air portabel pihaknya juga membangun posko Karhutla Gapki dan Disbunnak. Di posko tersebut disiagakan 6 firefighter, 6 unit Portable Fire pump, 12 roll fire hose 1,5" 6 nozzle 1,5", serta peralatan penunjang seperti APD.
Menurut Eddy, sejak awal isu El Nino, perkebunan sawit d anggota Gapki di Kalsel telah mengaktifkan Satgas Karhutla di masing-masing perusahaan.
“Satgas juga membantu menyosialisasikan kepada masyarakat setempat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar serta membantu jika terjadi kebakaran di konsesi masyarakat,” katanya.
Keberadaan Satgas Karhutla sangat efektif dalam mengawasi dan mengendalikan kebakaran lahan.
Satgas perusahaan melakukan patroli dan upaya pencegahan kebakaran di lahan kebun dan lahan di sekitar kebun, dengan penyiapan sarpras PMK serta pengisian air embung-embung dan penutupan pintu-pintu air drainase.
“Kami juga siap membantu masyarakat yang terdampak kebakaran,” kata Eddy S Binti.
Menurut dia, agar pencegahan karhutla efektif, satgas selalu berkoordinasi dengan institusi daerah seperti Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Balai PPI dan Karhutla serta jajaran Kepolisian serta TNI.
“Pada prinsipnya Satgas perusahaan siaga 24 jam tanpa jeda memantau keberadaan titik api termasuk di lahan masyarakat sekitar kebun,” katanya.
Eddy memastikan, karhutla di Kalimantan Selatan menjadi prioritas penanganan semua pihak termasuk swasta, apalagi, berdasarkan Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) per 3 Oktober 2023, kawasan terbakar tercatat mencapai lebih dari 24.588 hektare.