Rabu 04 Oct 2023 11:21 WIB

Jokowi Enggan Tanggapi Isu Reshuffle yang Semakin Kencang Berembus

Isu reshuffle mencuat menyusul kasus korupsi Kementan dan pertemuan Jokowi-SBY.

Rep: Dessy Suciati Saputri, Febryan A/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo berkunjung ke PT Pindad (Persero) dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Jawa Barat, pada Selasa (19/9/2023). Dalam kunjungan tersebut, Kepala Negara sempat menaiki kendaraan taktis (rantis) Maung buatan Pindad yang dikemudikan langsung oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.Tampak Presiden Jokowi turut meninjau sejumlah hasil produksi PT Pindad.
Foto:

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto juga menilan, perombakan kabinet Pemerintahan Presiden Jokowi tidak tepat dilakukan sekarang. Hasto menjelaskan, sekarang tahapan Pemilu 2024 sudah berjalan, bahkan pendaftaran pasangan capres-cawapres akan dimulai pada 19 Oktober mendatang.

Pada titik ini, menurut dia, semua pihak seharusnya fokus menyongsong pemilu. Di sisi lain, sekarang Presiden Jokowi pada akhir masa pemerintahannya sedang fokus menuntaskan target dan berbagai program strategis. Presiden Jokowi dinilai sedang berkerja keras untuk meninggalkan legacy atau warisan yang punya nilai tinggi bagi masyarakat. 

"Itu reshuffle (perombakan kabinet) dalam situasi sekarang tentu saja kurang kondusif, kecuali ada menteri yang karena aspek-aspek hukum atau berhalangan tetap, itu reshuffle dapat dilakukan atau presiden juga punya opsi menugaskan menteri-menteri lain untuk bertindak sebagai menteri ad interim," kata Hasto kepada wartawan di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (3/10/2023). 

Ketika ditanya spesifik tanggapannya soal wacana Demokrat masuk kabinet, Hasto menyebut kerja sama partai politik pendukung Pemerintahan Jokowi selama ini sudah bagus. Kendati begitu, Hasto menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi untuk menentukan menteri di kabinetnya. 

"Sepenuhnya terkait dengan reshuffle kami serahkan kepada bapak Presiden Jokowi karena itu hak prerogatif beliau," ujarnya. 

Analis komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menyoroti desas-desus bahwa Partai Demokrat akan mendapatkan kursi menteri di Kabinet Pemerintahan Jokowi. Menurut Hendri, kemungkinan partai Demokrat bergabung dalam kabinet Jokowi cukup beralasan. 

"Koalisi pendukung Prabowo itu kan ketum partainya menteri semua. Kalau ada reshuffle (perombakan kabinet), kelihatannya Demokrat akan mendapatkan jatah menteri. Ini hal yang wajar,” kata Hendri Satrio yang akrab disapa Hensat itu lewat keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (4/10/2023). 

Dia menjelaskan, kini di koalisi besar Prabowo Subianto, semua ketum parpol parlemen juga menduduki kursi menteri, kecuali Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Jika Demokrat masuk kabinet, kemungkinan AHY yang dapat jabatan menteri. 

"Tinggal mas AHY saja. Jadi kalau masuk, sudah semakin lengkap. Koalisi Prabowo ketua umum partainya menteri semua,” kata Hensat. 

photo
Beda jalur karier anak SBY dan Jokowi - (Republika/berbagai sumber)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement