REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Yayasan Asram Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta telah sukses menggelar acara pelatihan untuk membangkitkan semangat guru dalam belajar matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA). Acara yang diikuti sebanyak 49 guru, yaitu 25 perwakilan dari guru mata pelajaran matematika dan 24 perwakilan dari guru mata pelajaran IPA Al Azhar se-Yogyakarta, digelar pada Jumat-Sabtu, 22-23 September 2023 bertempat di Auditorium Masjid Al Hafidz dan Student Center Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta.
Ketua Penyelenggara, Suhartini, mengatakan bahwa pihaknya berharap ke depannya menjadi lebih baik lagi dan terjadi peningkatan kualitas kompetensi MIPA secara maksimal.
“Pastinya harapan kami ingin mendapatkan peningkatan prestasi dan kualitas terkait OSN dan lainnya yang lebih baik lagi. Dan semoga ini menjadi satu motivasi yang besar buat para guru, buat lembaga, buat sekolah. Tentunya para murid dan para orang tua juga untuk senantiasa mensupport menjadi sinergi dan saling menguatkan antara para orang tua dan sekolah sehingga menghasilkan prestasi para murid,” ujar Suhartini.
Suhartini menyampaikan ucapan terima kasih kepada Tim Klinik Pendidikan MIPA (KPM) yang telah memberikan ilmu dan pengalaman serta berharap selain secara akademik, pihaknya dapat menghasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi mempunyai adab dan berakhlak yang mulia.
“Lembaga dan Yayasan Asram Al Azhar Yogyakarta mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Presiden Direktur, Bapak Dr. Ridwan Hasan Saputra, M.Si., dan teman-teman dari KPM Bogor pusat yang telah berkenan untuk sharing berbagi ilmu dengan kami. Semoga ini jadi amal jariah teman-teman dan insya Allah akan memberikan keberkahan untuk kita semua,” ujar Suhartini.
Sementara, Inspirator Suprarasional sekaligus Pelatih Olimpiade Matematika Nasional dan Internasional yang berkesempatan jadi pembicara pada acara tersebut, Ridwan Hasan Saputra, berpesan kepada peserta. Pertama, kata dia, guru itu wajib ikhlas dalam mengajar.
"Jika guru sudah paham tentang konsep rezeki dengan kita mengajar ikhlas. Maka, insya Allah rezeki akan semakin bertambah. Selain itu, Guru pun harus terus rajin belajar, khususnya belajar Olimpiade MIPA dan mengajar dengan ikhlas serta harus meningkatkan aktivitas ibadah,” kata Ridwan.
“Kedua, salah satu ikhtiar untuk meningkatkan kemampuan dalam olimpiade MIPA adalah dengan mengajar di Klub MIPA Seikhlasnya (KMS) yang bekerja sama dengan Klinik Pendidikan MIPA (KPM) supaya ke depannya dapat menghadirkan murid-murid yang berprestasi,” ujar Ridwan.
Ketiga, dalam menjaga semangat dan kiat dalam menghadapi kompetisi nasional, Ridwan pun memberikan kiat agar dibuat program berkesinambungan dalam rangka mengasah kemampuan Olimpiade MIPA.
“Dalam belajar, kita harus berjamaah, salah satunya membentuk kelompok guru pengajar di sekolah untuk membina siswa dalam bidang matematika dan IPA. Selain mengajar, Bapak dan Ibu Guru juga rutin mengadakan belajar bersama antar sesama Guru agar kemampuan Bapak dan Ibu Guru semakin terasah. Selain itu, Bapak dan Ibu Guru juga dapat mengikuti pelatihan rutin yang dibuat KPM,” kata Ridwan Hasan Saputra.
Pada kesempatan yang sama, seorang guru matematika di sekolah Al Azhar, Sinta Herlina mengaku terkesan dengan pelatihan tersebut. Ia mengaku pelatihan menyenangkan dan menyegarkan karena dapat ilmu baru tentang strategi membuat soal tentang strategi sukses Olimpiade maupun motivasi dalam bekerja.
"Walaupun kita sudah punya ilmu, tetap perlu disegarkan kembali. Untuk Instruktur, terima kasih atas semuanya, terima kasih atas ilmunya, terima kasih atas motivasinya. Semoga kita bisa bertemu lagi supaya kami bisa dapat ilmu lagi,” ujar Sinta Herlina.
Hal senada juga diungkapkan Indra Juharni M.Pd. Ia mengatakan, “Pada awal sebelum mengikuti pelatihan ini, saya termotivasi untuk mengikuti pelatihan OSN dengan alasan karena memang sudah cukup lama tidak bergelut dengan dunia Matematika, sehingga tentunya ingin meng-upgrade kemampuan atau skill saya dalam memecahkan soal-soal Olimpiade yang saat ini menjadi tantangan bagi guru-guru untuk mengantarkan anak-anak kita,” katanya.
Pada kesempatan terpisah, salah satu tim pelatih, Ryky Tunggal Saputra Aji berharap bahwa pelatihan ini dapat memberikan bekal kepada calon pembina olimpiade MIPA berupa motivasi, tip/trik, dan metode yang dapat diterapkan dalam membina siswa.
“Harapannya adalah dengan semakin banyaknya guru yang termotivasi dan berkembang kemampuannya akan melahirkan dan menumbuhkan siswa yang kreatif, menyenangi ilmu pengetahuan dan berprestasi,” kata Ryky.