REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, mencatat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mencapai kurang lebih 550,33 hektare, di mana Kabupaten Batanghari memiliki luas lahan terbakar terbanyak. Plh Kepala BPBD Provinsi Jambi Dodi Chandra, di Jambi, Senin (2/10/2023), mengatakan luas lahan dan hutan yang terbakar sampai saat ini tercatat 550,33 hektare terhitung sejak 1 Januari hingga 30 September 2023.
Kawasan yang paling terbesar terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) adalah Kabupaten Batanghari dengan luas 439,54 hektare, sementara yang paling sedikit terjadi di Kota Jambi dengan luas 4 hektare. Selain itu, ada dua daerah di Provinsi Jambi yang belum terjamah karhutla yaitu Kerinci dan Sungai Penuh.
Berikut rincian luas lahan yang terbakar di Provinsi Jambi yang tercatat di BPBD yakni di Kabupaten Batanghari (439,54 hektar), Muarojambi (46,47 hektare), Tebo (94,7 hektare), Bungo (30,6 hektare), Sarolangun (123,67 hektare), Merangin (23,8 hektare), Tanjung Jabung Timur (35,8 hektare), Tanjung Jabung Barat (51,75 hektare) dan Kota Jambi (empat hektare).
BPBD Provinsi Jambi juga mencatat total titik panas atau hotspot berdasarkan Satelit Aquare Terra dan Suomi NPP dari pada 1 Januari hingga 30 September 2023 mencapai 2.063 titik yang tersebar di Kabupaten Batanghari (242 titik), Bungo (80 titik), Kerinci (43 titik), Merangin (357 titik), Muaro Jambi (58 titik), Sarolangun (391 titik), Sungaipenuh (7 titik), Tanjung Barat Barat (517 titik), Tanjung Jabung Timur (39 titik), Tebo (376 titik ), dan Kota Jambi (dua titik).
"Perkiraan tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah di Provinsi Jambi pada 29 dan 30 September 2023 secara umum dalam kategori mudah terbakar,” kata Dodi Candra.