Sabtu 30 Sep 2023 17:07 WIB

Muhadjir Diberi Gelar Adat Raden Pangeran Anom dari Kasepuhan Majan

Gelar juga diberikan karena Muhadjir memiliki jiwa penuh semangat serta amanah.

Menko PMK Muhadjir Effendy menerima gelar Raden Pangeran Anom (RPA) dari Kasepuhan Majan di Serambi Masjid Kasepuhan Majan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Jumat (29/9/2023).
Foto: Republika.co.id
Menko PMK Muhadjir Effendy menerima gelar Raden Pangeran Anom (RPA) dari Kasepuhan Majan di Serambi Masjid Kasepuhan Majan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Jumat (29/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko PMK Muhadjir Effendy menerima gelar Raden Pangeran Anom (RPA) dari Kasepuhan Majan di Serambi Masjid Kasepuhan Majan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (29/9/2023). Gelar yang disematkan oleh Ketua dan Dewan Sesepuh Adat Kasepuhan Majan itu bentuk penghargaan kepada keturunan keluarga Sentono Dalem Majan yang telah berjasa kepada negara.

Gelar juga diberikan karena Muhadjir dinilai memiliki jiwa penuh semangat serta amanah pada tanggung jawab yang diemban. Saat memberikan sambutan, Muhadjir menyampaikan rasa terhormat dapat menerima gelar yang diberikan oleh Kasepuhan Majan.

Menurut dia, gelar itu dapat menjadi motivasi bagi dirinya untuk terus memberikan tindakan pelayanan yang terbaik bagi seluruh masyarakat. "Saya senang sekali dengan penghormatan yang diberikan ini. Marilah kita terus nguri-nguri, melestarikan, dan memajukan apa yang telah dirintis oleh pendahulu kita," ujar Muhadjir dalam prosesi tersebut.

Muhadjir merupakan bagian dari keluarga besar Dzuriyah Kyai Ageng Basyariyah Sewulan atau Raden Bagus Harun. Nenek moyang eks mendikbud tersebut bernama Raden Qosim alias menantu Kiai Ageng Basyariyah menikah dengan Nyai Lidah Hitam atau Siti Fatimah Binti KA Basyariyah. Keduanya merupakan pendiri dari Perdikan dan Ponpes Tawangsari Tulungagung.

Muhadjir pun mengajak para pemangku adat dan raja-raja sultan se-Nusantara untuk terus berperan aktif dalam memajukan kebudayaan serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Upaya itu, dapat dilakukan dengan terus memelihara budaya dan identitas lokal, menguatkan pendidikan dan kesadaran sejarah, serta mendukung pembangunan lokal melalui sumber daya yang dimiliki.

Muhadjir menganggap, upaya tersebut perlu dilakukan, sebab pusat-pusat perdikan, kerajaan, hingga pondok pesantren sejak dahulu telah menjadi sumber tatanan hidup untuk membangun nilai-nilai adat, tata krama, sopan santun, dan istiadat dalam masyarakat. Dia meyakini kemajuan bangsa dapat dimulai dari memperkokoh dan memperkuat tradisi yang dimiliki.

"Salah satu yang telah dikembangkan di Perdikan Majan ini bentuk dari upaya untuk membangun nilai-nilai yang adiluhung yang tetap bersandar kepada nilai-nilai lokal di Tulungagung," ucap Muhadjir dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (30/9/2023).

Prosesi penganugerahan itu disaksikan oleh Penjabat (Pj) Bupati Tulungagung Heru Suseno, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Fauzan, keluarga besar Kasepuhan Sentono Dalem Perdikan Majan, para anggota Forkopimda Kabupaten Tulungagung, serta para ketua lembaga adat setempat.

Selepas prosesi penyematan gelar adat, Muhadjir turut berziarah ke Makam Sentono Dalem yang masih berada di area lokasi kompleks Masjid Kasepuhan Majan untuk melakukan doa bersama dan prosesi tabur bunga di makam para leluhur keluarga Sentono Dalem.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement