REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momentum yang besar bagi umat Islam dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan nikmat terbesar bagi alam semesta. Itu karena, menurut dia, tak hanya menyempurnakan ajaran agama, tapi juga membawa manusia pada derajat sebagai makhluk paling mulia.
Hal tersebut disampikan Ganjar kepada para jamaah melalui video call, saat peringatan Maulid Nabi dan doa kebangsaan di Rumah Aspirasi Ganjar Pranowo Presiden 2024/Sekretariat Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres 2024 DPP PDI Perjuangan (TKRPP), Jln. Pangeran Diponegoro No.72, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/9/23) malam.
Dalam kesempatan tersebut, di antaranya dihadiri Ketua Rumah Aspirasi Ahmad Basarah, Deddy Sitorus Sekretaris, Habib Husen Bin Habib Hasan Al Idrus, KH. Taufiq Damas dan kiayi muda Dailamy Sa'ad, para guru mengaji, marbot hingga jamaah majelis taklim.
"Acara ini luar biasa, kita menunjukkan ke seluruh dunia, apa yang kita ikhthiarkan menjadi hiruk pikuk di dunia isu politik ternyata dari antara kita tidak pernah melupakan hal yang namanya spiritual. Mental, fisik, spiritual kita dalam rangka membangun itu semuanya. Hal ini bisa diterapkan agar bermanfaat di tengah masyarakat," kata dia.
“Para tokoh agama, ulama, pasti sudah memberikan sejumlah pemikiran meneladani Rasulullah. Peran kita masing-masing yang jadi ulama beri nasihat, dan beri kontrol, umarah, melayani masyarakat, pemerintahan bersih, antikorupsi, nilai-nilai yang melayani yang mudah murah cepat dan tuntas sehingga kehadiran umarah jadi bermanfaat,” tambahnya.
Makna memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H, merupakan sejarah perjalanan penting dan tanda keluarnya umat manusia dari zaman kegelapan menuju alam yang terang benderang dengan hadirnya Islam yang Rahmatan Iil’alamin.
Melalui Maulid Nabi Muhammad SAW diharapkan dapat menjadikan kita semakin mendekatkan diri kepada Rasulullah dengan meneladani kisah dan sifat-sifat Rasulullah. Itu dikarenakan Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang sangat peduli dan penuh kasih sayang. Beberapa bentuknya, yaitu membebaskan umat dari ketertindasan, baik kemiskinan, kebodohan maupun keterbelakangan, pembelaan terhadap kaum yang lemah dan tertindas.
Nabi Muhammad SAW juga mewujudkan persaudaraan, berhasil mewujudkan tata kelola kehidupan yang harmonis dalam kemajemukan masyarakat, baik suku, budaya, maupun agama.
"Maulid Nabi harus menjadi momentum untuk mengembangkan hidup damai, penuh harmoni dan toleransi antarumat beragama, sikap dan perilaku keberagamaan yang santun, rukun, toleran, saling menghormati, dan menerima perbedaan keyakinan dan pilihan," kata Ahmad Basarah.
"Saya sangat mengagumi akhlak Rasulullah SAW. Misalnya saja dalam hidup damai berdampingan bersama masyarakat ketika di Madinah. Jika para pemimpin negeri ini, baik pemimpin formal maupun informal mau berlaku sesuai akhlak Rasulullah niscaya negeri ini cepat maju dan dapat segera menyejahterakan rakyatnya,’’ kata dia.