Rabu 27 Sep 2023 18:40 WIB

Pengamat Nilai Suara dari Kalangan Nahdliyin Kunci Pemenangan Pilpres 2024

Dalam konteks pemilihan langsung, suara dari kalangan Nahdliyin sangat besar.

Rombongan barongsai ikut memeriahkan Jalan Sehat Menuju 1 Abad NU di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Ahad (22/1/2023). Suara dari kalangan Nahdliyin dinilai signifikan di pilpres.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Rombongan barongsai ikut memeriahkan Jalan Sehat Menuju 1 Abad NU di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Ahad (22/1/2023). Suara dari kalangan Nahdliyin dinilai signifikan di pilpres.

REPUBLIKA.CO.ID, Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Fahrul Muzaqqi menyatakan suara dari kalangan Nahdliyin menjadi kunci yang menentukan pemenang di pertarungan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023. 

"Tentu saja, saya yakin itu penentunya Nahdliyin karena suaranya sangat mayoritas di konteks pilpres," kata Fahrul, Rabu (7/9/2023).

Baca Juga

Fahrul menyebut sejauh ini baru pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau "AMIN" yang paling terlihat memiliki potensi meraup suara Nahdliyin. Hal itu disebabkan karena faktor keberadaan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan partainya.

Namun, kondisi tersebut bisa berubah ketika dua bakal calon presiden lainnya, yakni Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto bisa menggandeng bakal calon wakil presiden dari kalangan Nahdliyin. "Jika Pak Ganjar dan Pak Prabowo sama-sama mengambil wakil dari kalangan Nahdliyin, maka berubah persaingannya," ujarnya.

Keberadaan bakal calon wakil presiden dari Nahdliyin bagi Prabowo dan Ganjar diprediksi berpotensi menggerus suara kalangan tersebut yang sejauh ini lekat dengan kubu pasangan "AMIN".

"Cak Imin (Muhaimin Iskandar) sudah dengan sendirinya ketinggalan, tinggal dua kandidat ini ambil wakil dari Nahdliyin atau tidak," ucapnya.

Sementara, pengamatan politik dari Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menilai bahwa suara Nahdliyin memang wajar untuk diperebutkan oleh setiap kontestan di Pilpres 2024. Sebabnya, didasari banyaknya tokoh yang memiliki basis massa besar.

"Tokoh-tokoh yang punya patron, warga Nahdliyin dan Nahdlatul Ulama (NU) itu banyak sekali, wajar kalau kemudian suara Nahdliyin diperebutkan," ucapnya. 

Kendati demikian, Surokim memprediksi para bakal calon presiden kesulitan apabila berambisi mendapatkan suara Nahdliyin secara utuh. "Suara Nahdliyin itu tersebar di banyak kalangan, termasuk partai," ujarnya.

 

sumber : Antara, Nawir Arsyad Akbar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement