Senin 25 Sep 2023 19:20 WIB

Doni Monardo Sakit, ini ‘Kalimat Sakti’ Sang Jenderal Pembakar Semangat Pasukan Siliwangi

Banyak tokoh mendoakan Doni Monardo segera sembuh.

Doni Monardo saat menjabat Pangdam Siliwangi berbicara tentang penanganan Sungai Citarum.
Foto: Republika/Djoko Suceno
Doni Monardo saat menjabat Pangdam Siliwangi berbicara tentang penanganan Sungai Citarum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Jenderal Doni Monardo kini terbaring sakit. Dia adalah legenda prajurit TNI. Prestasinya berlimpah sehingga menginspirasi banyak prajurit untuk meraih capaian seperti dirinya. Bahkan, tak hanya di TNI, sipil pun menyukai gaya kepemimpinannya yang jago membangkitkan semangat dan menghadirkan perubahan.

Berikut ini adalah kisah Doni ketika menjadi pangdam Siliwangi pada 2017-2018. Semasa kepemimpinannya, Provinsi Jawa Barat mengalami masalah pencemaran Sungai Citarum yang sangat parah. Bahkan pencemaran itu dianggap terakut. Citra Indonesia ketika itu tercoreng akibat masalah ini. 

Baca Juga

Lalu apa yang dilakukan Doni?

Dia memulai pidatonya dengan mengangkat moral prajurit tentang kebesaran nama “Siliwangi”. Satuan teritori ini sangat harum dalam goresan sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam banyak operasi penumpasan pasukan Siliwangi selalu punya andil.

Kesatuan dengan simbol harimau ini sangat disegani. Masyarakat Sunda menyebut harimau sebagai maung. Doni lalu menyodorkan pokok persoalan. “Percuma kita punya prestasi besar jika kita tidak mampu menyelesaikan persoalan di depan mata, yakni Sungai Citarum yang sudah dijuluki sebagai sungai terkotor di dunia.” 

Sementara, ia berada di teritori Siliwangi. “Jangan sampai maung berubah jadi meong!” seru Doni Monardo. Inilah kalimat sakti sang jenderal yang seketika menyentak kesadaran prajurit, seperti yang disebutkan dalam rilis yang diterima pers, Sabtu.

Brigjen TNI Yudi Zanibar adalah salah satu saksi. “Waktu itu pangkat saya kolonel. Saya ingat persis ketika Pak Doni memotivasi prajurit untuk bergerak menuntaskan persoalan Citarum,” ujar jenderal bintang satu ini pada 2021, mengomentari Doni yang ketika itu dapat gelar Doktor Honoris Kausa dari IPB.

Yudi dan Doni, kebetulan teman satu angkatan. Keduanya sama-sama Angkatan 1985 Akmil Magelang. Sejak masih bersama-sama di kaki gunung Tidar, Yudi melihat Doni berbeda dari teman seangkatan yang lain. “Beda secara fisik, akademik, maupun kepribadian. Dia di atas rata-rata teman seangkatan,” ujar Yudi.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

sumber : Dokumentasi Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement