Saat mengunjungi pada akhir pekan, Pasar Tanah Abang terlihat sepi dan hanya segelintir orang yang berlalu lalang melihat barang dagangan para penjual di sana.
Teriakan pedagang
Bahkan, terdengar beberapa teriakan pedagang yang menyerukan untuk menutup salah satu social commerce di Indonesia. Agresivitas social commerce belakangan ini memang bikin kalang kabut banyak pedagang konvensional, termasuk para saudagar di Pasar Tanah Abang.
"Tutup dong TikTok Shop, tutup saja, tutup. Bagaimana ini, nggak laku terus barang," ujar Markonah (48) sambil merapikan barang dagangannya.
Saat dihampiri, perempuan paruh baya tersebut menjual tas dan pakaian di Blok A, blok yang biasanya merupakan bagian paling ramai di antara blok lainnya di Pasar Tanah Abang karena terletak paling depan.
Markonah mengaku beberapa bulan ini dagangannya sepi pembeli, salah satunya karena maraknya penjualan daring yang mulai muncul saat COVID-19 melanda. Jika sebelum pandemi barang dagangannya bisa laku 20-30 buah per hari, kini terkadang dalam satu hari tidak sampai lima buah tas yang laku terjual.
Bukan tak mau berjualan secara daring, rupanya perempuan yang telah memiliki tiga anak dan empat cucu ini mengaku tidak mengerti cara berjualan secara daring. Tak ada pula orang yang bisa mengajarkan dirinya untuk berjualan di platform daring.
Solusi alternatif
Lihat halaman berikutnya >>>