REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diidap oleh masyarakat, khususnya di Indonesia. Penyakit ini juga memiliki beberapa jenisnya, seperti yang diderita oleh Yenny Talawawe (40 tahun) seorang pekerja di salah satu perusahaan di Manado. Ia menuturkan bahwa saat ini ia menderita secondary hypertension yang sudah ia derita selama tiga tahun terakhir.
“Penyakit ini sangatlah berbahaya jika tidak kita rawat. Untuk itu, saya berusaha mencari tahu bagaimana saya harus melakukan perawatan atas penyakit ini dengan menggunakan BPJS Kesehatan," kata Yenny, dalam siaran pers, Kamis (21/9/2023).
Yenny mengatakan sudah cukup lama terdaftar di Program JKN dan dirinya pernah beberapa kali menggunakan untuk berobat atau mendapatkan pelayanan dengan menggunakan kartu JKN. Dirinya menceritakan saat ini apabila sakit atau keluarga ada yang sakit, maka akan mengandalkan JKN dalam mengakses ke fasilitas kesehatan.
Semenjak menderita secondary hypertension tiga tahun lalu, Yenny harus menjalani pengobatan yang rutin, di mana harus mengonsumsi obat hipertensi yang telah diberikan oleh dokter, melakukan olahraga rutin dan menjaga pola makan agar hipertensi boleh terkendali. Tak hanya itu, Yenny pun dipantau langsung oleh dokter dan dianjurkan mengikuti kegiatan Prolanis di tempat praktik dokter melalui kegiatan senam dan edukasi prolanis tentunya agar hipertensi dapat normal kembali.
"Saya merasa nyaman saat melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan yang terdaftar. Begitu sangat nyaman mulai dari tenaga administrasi, perawat dan dokter yang melayani, sehingga beta saat melakukan pengobatan, apalagi yang dilayani orang sakit tentunya harus melayani dengan baik," jelas Yenny.
Yenny melanjutkan dirinya saat ini sudah merasa lebih baik karena rutin melakukan pengobatan ke rumah sakit. Bahkan tekanan darahnya berangsur-angsur normal.
Ia tidak dapat membayangkan jika semua pengobatan rutin yang ia lakukan harus ia tanggung sendiri secara terus menerus. Maka dari itu, Yenny selalu membayar iuran tepat waktu karena terdaftar sebagai peserta segmen Pekerja Penerima Upah (PBPU) hingga tidak khawatir lagi iuran tidak terbayarkan. Ia rutin melakukan pengobatan sesuai dengan anjuran dokter dan mengikuti prosedur BPJS Kesehatan.
“Saya memiliki satu orang anak yang harus saya besarkan, maka dari itu saya harus sehat. Memang kehidupan seseorang berada di tangan Tuhan, namun kita sebagai manusia harus berupaya menjaga kesehatan agar bisa berumur panjang," ujar Yenny.
Tak hanya itu, Yeny menyebut dirinya sudah tidak perlu melakukan cetak kartu BPJS Kesehatan lagi, karena kini hanya menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) dirinya bisa langsung dilayani di fasilitas kesehatan. Saat dirinya pernah berobat dan dompetnya tertinggal di rumah, petugas faskes langsung menyarankan untuk dapat melihat kartu kepesertaan JKN hanya melalui aplikasi Mobile JKN.
Berkat BPJS Kesehatan Yenny mengaku dapat menjalani pengobatan yang optimal tanpa khawatir akan biayanya. Yenny mengatakan, hadirnya Program JKN yang diusung oleh BPJS Kesehatan sangat dirasakan manfaatnya.
"Saya sangat bersyukur dan mempercayakan jaminan kesehatan saya ke program ini, Pemerintah mengambil keputusan yang tepat ketika menunjuk BPJS Kesehatan mejalankan program mulia ini. Di fasilitas Kesehatan tingkat pertama tenaga medisnya melayani sangat ramah dan administrasinya juga dia pun berharap semua petugas Kesehatan dapat melayani peserta BPJS Kesehatan (JKN) dengan baik dan senantiasa selalu semangat melayani peserta JKN," ujar Yenny yang tinggal di Teling Kota Manado.