REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kubu pengusung Ganjar Pranowo siap mengikuti aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) jika pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dipercepat menjadi 10-16 Oktober 2023. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menjelaskan bahwa pembahasannya cawapres membutuhkan banyak pertimbangan.
"Yang jelas pada masa-masa pendaftaran itulah nanti momentumnya dan apakah mau diumumkan sebelumnya atau pada masa pendaftaran. Itu nanti merupakan titik temu antara berbagai aspek yang sifatnya strategis," ujar Hasto di Kantor Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar, Jakarta, Rabu (20/9/2023).
Sebelum pengumuman bakal cawapres untuk Ganjar, pihaknya mempertimbangkan kalkulasi elektoral, dukungan dari rakyat, hingga kesiapan dari seluruh tim pemenangan. TPN pun dipersiapkan untuk merumuskan strategi dengan menjadikan pertimbangan tersebut menjadi acuan.
"Sehingga pada saat pendaftaran nanti, visi-misi calon presiden dan calon wakil presiden, Tim Pemenangan Nasional itu semuanya siap untuk diserahkan. Yang saat ini sedang tahap finalisasi terkait dengan visi misi calon presiden dan calon wakil presiden" ujar Hasto.
"Apalagi kemarin Pak Ganjar sudah bercermin dengan menampilkan suatu gambaran tentang kepemimpinan yang harus dijalankan, amanahnya dari orang tuanya, amanah dari rakyat. Nah ini menjadi suatu bangunan yang sangat penting tentang nilai-nilai moral dari pemimpin," sambungnya.
Adapun, Ganjar Pranowo menjawab singkat soal sosok yang bakal cawapres yang akan mendampinginya pada Pilpres 2024. Apalagi, namanya disebut-sebut mengerucut ke Mahfud MD atau Sandiaga Salahuddin Uno.
"Belum," singkat Ganjar menjawab Mahfud atau Sandiaga soal bakal cawapresnya, di Kantor TPN, Jakarta, Rabu (20/9/2023).
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Puan Maharani mengatakan bahwa pembahasan bakal cawapres untuk Ganjar masih terus berproses. Nama pendampingnya sudah mengerucut ke empat nama, yakni Mahfud MD, Sandiaga Salahuddin Uno, Erick Thohir, dan Andika Perkasa.
Adapun nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah dicoret dari kandidat cawapres untuk Ganjar. Sebab, Partai Demokrat sudah memutuskan untuk mendukung Prabowo Subianto dalam Koalisi Indonesia Maju.
"Memang muncul namanya Mas AHY, namun karena demokrasi sudah memutuskan untuk pindah atau menentukan dengan Mas Prabowo, ya tentu saja sepertinya tidak mungkin," ujar Puan kepada wartawan, Senin (18/9/2023).
Nama mantan gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga disebutnya sudah tak masuk ke dalam kandidat bakal cawapres untuk Ganjar. Sebab, ia merupakan kader Partai Golkar yang juga sudah mendeklarasikan Prabowo sebagai bakal capres.
"Pak RK merupakan kader Golkar, lagi pula saya dengar Munas di Golkar tetap memutuskan bahwa calon presiden dan wakil presidennya adalah Mas Airlangga Hartarto atau. Jadi tidak mungkin satu kader ada di sini, tapi gerbongnya ada di tempat yang lain," ujar Puan.