REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Back-end developer merupakan seorang profesional di bidang pengembangan perangkat lunak yang fokus pada pengembangan komponen perangkat lunak yang berjalan di bagian "belakang" atau server dari aplikasi tersebut.
Tugas utama seorang back-end developer yakni mengelola data, logika bisnis, dan komunikasi antara server dan klien. Beberapa tugas lainnya, antara lain Pengelolaan Database, Pengembangan Server, Logika Bisnis, Keamanan, Optimisasi kinerja, Maintenance & debugging, Integrasi API dan eksternal, Dokumentasi, dan Kolaborasi.
Seorang back-end developer berfokus pada aspek teknis aplikasi web atau perangkat lunak, yang memastikan bahwa server dan komponen yang tidak terlihat oleh pengguna akhir berjalan dengan baik.
Abdul Muklis Miftakhudin atau sering dipanggil Muklis menjadi programmer back-end yang bekerja di salah satu perusahaan startup nasional. Indonesia Distributor Hub (IDH) merupakan salah satu perusahaan startup berbasis B2B berskala nasional.
Di perusahaan ini, Muklis bekerja sebagai back-end developer, profilnya dapat kita lihat pada web resmi IDH www.idh.id/idh/tentang-kami. Ia menjadi salah satu programmer yang menguasai bahasa pemrograman Go-lang atau Programmer Go.
Sugiono selaku Kepala Kampus Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Bogor mengatakan bahwa, seorang programmer Go merupakan seorang profesional di bidang pengembangan perangkat lunak yang memiliki keahlian khusus dalam menggunakan bahasa pemrograman Go.
“Go adalah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Google dan telah mendapatkan popularitas dalam pengembangan perangkat lunak, terutama untuk pengembangan perangkat lunak yang berkinerja tinggi, sistem distribusi, dan pengembangan aplikasi berbasis web sehingga programmer go banyak dicari di dunia industri startup saat ini,” tuturnya.
Jelasnya, Muklis merupakan alumni Universitas BSI kampus Bogor yang lulus tahun 2019. Ia menjelaskan bahwa masa-masa perkuliahan merupakan masa dimana banyak ilmu yang bisa didapat, melalui kurikulum yang up-to date dari Universitas BSI dan banyak skill yang didapatkan yang berguna diterapkan di dunia industri.
“Sertifikat programmer yang didapatkan saat kuliah di Kampus Digital Kreatif Universitas BSI juga menjadi bekal yang sangat bermanfaat bagi lulusannya. Sertifikat keahlian merupakan bentuk pengakuan dari lembaga terkait atas keterampilan yang dimiliki mahasiswa,” jelas Sugiono.
Sementara itu, Abdul Muklis Miftakhudin mengaku bangga menjadi bagian almamater Universitas BSI. Dengan ilmu yang didapat selama kuliah, dirinya mampu berkembang dan dibutuhkan oleh perusahaan.
“Terima kasih Universitas BSI yang telah menjadi tonggak awal pencapaian saya saat ini, terima kasih dosen-dosen yang kompeten telah banyak membagi ilmu pengetahuannya pada saya, sehingga menjadi bekal perjuangan saya di dunia industri,” tuturnya.