REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Banten, menyebutkan wilayah yang mengalami kekurangan air bersih semakin meluas seiring dengan musim kemarau panjang sebagai dampak El Nino.
"Saya yakin ada penambahan, karena dari laporan seluruh kecamatan itu belum sepenuhnya diterima oleh kita. Walaupun saat ini ada 11 wilayah kecamatan yang sudah terdampak," ucap Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat di Tangerang, Sabtu (16/9/2023).
Menurut dia, berdasarkan data dari 11 wilayah kecamatan yang sudah mengalami krisis air bersih itu, dalam satu desa di lingkup kecamatan sampai 100 hingga 200 kepala keluarga (KK).
Jumlah korban yang terdampak bencana kekeringan tersebut, dapat diprediksi bisa mencapai ribuan KK menjadi korban kekurangan air bersih.
"Analoginya, bila satu desa sudah 200 KK (terdampak krisis air bersih, Red) maka bila dikalikan 11 kecamatan mencapai 2.200 KK. Jadi memang jumlahnya ribuan," ujarnya.
Ia menyatakan, kondisi kemarau dan kekeringan akibat fenomena EL Nino ini menurut prakira Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan berlangsung September sampai November 2023.
Pihaknya tengah mengoptimalkan pendistribusian air bersih untuk masyarakat yang terdampak kekeringan tersebut. Di mana, dalam sehari disiapkan satu rit air bersih untuk pendistribusian sebanyak 30 kubik.
"Kita sekarang tetap laksanakan pendistribusian air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan," katanya.
Ia mengungkapkan, seiring akan meluasnya daerah yang terdampak kekeringan, maka BPBD Kabupaten Tangerang melakukan koordinasi dan komunikasi bersama dengan instansi terkait seperti Perkim, PMI, DPKP, PDAM dan lain sebagainya untuk membantu persediaan air bersih.
"Karena beberapa instansi ini punya kapasitas dalam tanggung jawab dalam membantu warga karena musim kemarau panjang," kata dia.