Sabtu 16 Sep 2023 00:41 WIB

Lapangan MAC Ditarget Bisa Produksi Gas Hingga 50 MMSCFD

Gas hasil produksi Lapangan MAC untuk mendukung ketenagalistrikan dan industri pupuk.

apangan MAC yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) telah memulai produksi gas pada Selasa (5/9/2023).
Foto: dok hcml
apangan MAC yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) telah memulai produksi gas pada Selasa (5/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Lapangan MAC yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) telah memulai produksi gas pada Selasa (5/9/2023). Hasil awal produksi mencapai 13,5 MMSCFD (juta kaki kubik per hari) dan diperkirakan akan mencapai puncak produksi hingga 50 MMSCFD.

General Manager HCML, Kang An mengaku, fasilitas produksi utama yang digunakan dalam proyek ini adalah Mobile Offshore Production Unit (MOPU) dengan kapasitas desain 60 MMSCFD. "Proyek yang terletak di tenggara Pulau Madura, tepatnya di Selat Madura, Jawa Timur, dengan kedalaman air rata-rata kurang lebih 67 meter ini memiliki tiga sumur produksi," tutur Kang An dalam keterangan, Kamis (14/9/2023).

Baca Juga

Kang mengatakan, Lapangan MAC akan berkontribusi pada total kapasitas produksi puncak harian sekitar 280 MMSCFD sesuai dengan rencana Plan of Development (POD) yang telah disetujui pemerintah. Hasil produksi ini untuk memasok gas secara reguler ke wilayah Jawa Timur. "Dengan tujuan mendukung sektor ketenagalistrikan dan industri pupuk di daerah tersebut," ujar Kang.

Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo, mengatakan peningkatan kapasitas produksi gas Lapangan MAC akan membantu mengatasi kebutuhan energi di dalam negeri. "Tambahan produksi yang signifikan ini menjadi sangat penting, selain untuk pemenuhan target lifting nasional juga untuk menggerakkan roda ekonomi dan mendukung pertumbuhan industri domestik," kata Wahju.

Selain itu, dia menegaskan bahwa di tengah isu transisi energi global dan peningkatan fokus pada penggunaan energi bersih, tambahan produksi ini dapat menjadi kontribusi penting dalam upaya menuju energi yang lebih berkelanjutan di Indonesia. "Peningkatan produksi gas ini juga membuka peluang untuk mengintegrasikan sumber energi bersih dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional," ujar Wahju.

Proyek 3M di Indonesia dioperasikan oleh HCML, yang memegang 100 persen kepemilikan kontrak di blok Selat Madura. Sebagai mitra usaha patungan, CNOOC Southeast Asia Limited, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh CNOOC Limited, memegang 40 persen saham di HCML. Sedangkan Cenovus Energy Inc memegang 40 saham melalui anak perusahaannya, dan Samudra memegang 20 persen saham.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement