Selasa 12 Sep 2023 14:44 WIB

PAN: Insya Allah tak Ada Pengkhianatan di Koalisi Prabowo

Waketum PAN sebut insya Allah tidak ada pengkhianatan dalam koalisi Prabowo.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Waketum PAN sebut insya Allah tidak ada pengkhianatan dalam koalisi Prabowo.
Foto: Dok Partai Gerindra Sumbar
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Waketum PAN sebut insya Allah tidak ada pengkhianatan dalam koalisi Prabowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi mengatakan bahwa komunikasi yang dibangun oleh partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju sangatlah baik. Sebab, mereka memiliki komitmen yang sama dalam mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres).

Ia sendiri yakin, bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo akan diputuskan secara musyawarah mufakat yang disepakati oleh Partai Gerindra, PAN, Partai Golkar, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Gelora. Dari situ, ia yakin tak akan adanya pengkhianatan dalam Koalisi Indonesia Maju.

Baca Juga

"Koalisi Indonesia Maju kan tidak pernah ribut dan Insya Allah pola komunikasi yang dibangun sesuai dengan komitmen, Insya Allah tidak ada pengkhianatan. Jadi semuanya akan diselesaikan secara kekeluargaan berasaskan musyawarah mufakat kolektif kolegial," ujar Viva di Kantor DPP PAN, Jakarta, Selasa (12/9/2023).

Kerja sama dalam Koalisi Indonesia Maju juga diklaimnya tak memiliki kontrak politik, di mana kader dari salah satu partai harus menjadi bakal cawapres dari Prabowo. Jelasnya, kelima partai politik mengedepankan musyawarah mufakat dalam penentuan bakal cawapres.

"Kalau di Koalisi Indonesia Maju kan tidak usah pakai janji, tapi bukti nyata. Tidak ada pengkhianatan," ujar Viva.

Di samping itu, lima partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju disebutnya sering melakukan pertemuan informal dalam membahas strategi jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Salah satunya adalah pembahasan bakal cawapres.

Dalam pembahasan tersebut, PAN mengusulkan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai bakal cawapres dari Prabowo. Partai Golkar mengusulkan Airlangga Hartarto. Sedangkan PBB mendorong Yusril Ihza Mahendra.

"Faktor dari cawapres menjadi determinan, menjadi faktor yang penting untuk menambah nilai elektoral. Jadi cawapres bagi PAN harus dapat memberikan kontribusi elektoral pada pasangannya yaitu capres," ujar Viva.

"Untuk penentuan cawapres ya Insya Allah sebelum tanggal 10 Oktober sudah akan diumumkan oleh Pak Prabowo bersama dengan anggota Koalisi Indonesia Maju," sambungnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement