Senin 11 Sep 2023 04:54 WIB

Gerindra Pertimbangkan Ridwan Kamil Jadi Salah Satu Pendamping Prabowo

Prabowo pertimbangkan Ridwan Kamil berpeluang jadi cawapres.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Erdy Nasrul
Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Prabowo Subianto, hingga saat ini masih mencari Calon Wakil Presiden (Cawapres) nya. Salah satu tokoh yang dipertimbangkan untuk menjadi Cawapres, adalah Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023. Namun, menurut Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, semua keputusan tetap akan didiskusikan dengan partai koalisi.

“Wakil Presiden masih dibicarakan oleh pimpinan partai koalisi untuk dibicarakan dan dimatangkan pada waktunya akan diumumkan untuk mendampingi Prabowo,” ujar Ahmad usai menghadiri Konsolisasi Akbar Kader Gerindra se-Jawa Barat di Hotel Pullman, Kota Bandung, Ahad (10/9).

Baca Juga

"Dia (Ridwan Kamil) sosok di Jabar, baik dan harum, dan dia (Prabowo) mempertimbangkan itu semua sebagai kemungkinan,” imbuh Muzani.

Selain itu, kata dia, pembahasan dengan rekan partai koalisi sebelum memutuskan siapa nama cawapres yang ditunjuk sangat penting. Karena, Gerindra ingin semua yang terlibat dalam pemenangan memiliki satu visi.

Oleh karena itu, kata Muzani, untuk mendapatkan visi yang sama, butuh waktu yang tidak bisa cepat. Semua harus mengemukakan pendapat, karena keputusan yang nantinya akan diambil berpengaruh pada strategi pemenangan.

“Setiap partai koalisi ada pertimbangan masing-masing sehingga kita perlu membicarakan bersama supaya cara pandang koalisi ini mengerucut untuk dapat titik kesamaan. Makanya lama, sehingga perbedaan yang tajam ini bisa dikerucutukan pada pandangan yang sama,” paparnya.

Gerindra sendiri, membentuk koalisi bernama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dengan Partai PKB. Namun, setelah bergabungnya Partai Golkar dan PAN, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengumumkan nama baru koalisi yakni Koalisi Indonesia Maju (KIM). Hal itu pula yang disebut-sebut menjadi alasan PKB keluar dari koalisi dan merapat ke kubu Anies Baswedan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement