Selasa 05 Sep 2023 18:04 WIB

Masyarakat Miskin Ekstrem di Jambi Didominasi Buruh Perkebunan

Buruh miskin ekstrem tersebut dinilai perlu dapat pembinaan dan modal usaha.

Pekerja menimbang tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Bram Itam, Tanjungjabung Barat, Jambi, Selasa (15/3/2022).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Pekerja menimbang tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Bram Itam, Tanjungjabung Barat, Jambi, Selasa (15/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Pemerintah provinsi (Pemprov) Jambi terus mengatasi angka kemiskinan ekstrem yang di wilayahnya yang saat ini tercatat 42.411 jiwa dan dominasi para buruh di sektor perkebunan.

"Pemprov Jambi terus mengatasi angka kemiskinan ekstrem tersebut dengan membina dan memberikan modal usaha kepada para buruh," kata Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jambi, Sudirman di Jambi, Selasa (5/9/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan untuk itu para buruh di sektor perkebunan harus dibekali dengan pelatihan untuk meningkatkan kapasitasnya, modal usaha dan bantuan peralatan sehingga pada 2024 nanti mereka harus keluar dari angka kemiskinan tersebut. Ribuan masyarakat miskin ekstrem itu tersebar di 11 kabupaten dan kota dalam Provinsi Jambi bahkan sudah ada nama dan alamatnya dan di sektor perkebunan.

Faktanya,  banyak buruh sawit yang masuk dalam kriteria miskin karena hanya sebagai pekerja dodos buah sawit dan rata-rata tidak memiliki lahan. "Pemerintah akan memberikan bantuan modal usaha dan peralatan sehingga bisa keluar dari zona itu," kata Sudirman.

Sementara itu, Dinas Perkebunan Provinsi Jambi juga telah merancang program-program untuk meningkatkan kesejahteraan buruh di Provinsi Jambi, antara lain Program Dua Miliar Satu Kecamatan (Dumisake) yang menyasar  masyarakat pengelola kebun. Di antaranya kebun sawit, pinang dan kebun kelapa berupa sarana dan prasarana.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agusrizal mengatakan program Dumisake yang akan digulirkan tahun ini menyasar ke penduduk miskin ekstrem yang bekerja di sektor perkebunan atau menjadi tenaga kerja buruh lepas dan program ini baru pertama dari Dinas Perkebunan Provinsi Jambi.

"Kami bantu peralatan dan mesin, jadi yang akan kita bantu itu ada kendaraan roda tiga, gerobak sorong, alat panen manual dan elektrik, mesin rumput, sprayer elektrik," kata Agusrizal.

Masyarakat yang bekerja sebagai pengelola kebun agar membentuk kelompok yang terdiri dari 20 orang satu kelompok dan nanti akan diverifikasi orang-orangnya yang benar-benar penduduk miskin ekstrem yang bekerja menjadi buruh harian lepas di desa, katanya.

Menurut Dinas Perkebunan Jambi, pada 2019, luas perkebunan sawit di sana lebih dari satu juta hektare. Luas itu seperlima dari luas wilayah Jambi. Menurut BPS, pada 2022, luas lahan perkebunan sawit di Jambi mencapai 1,1 juta hektare. 

 

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement