Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Jumat pekan lalu mengatakan, pihaknya mengedepankan etika politik dalam menjalin peluang untuk berkoalisi pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Hal tersebut dinilainya sudah ditunjukkan oleh Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Kubu Ganjar lewat Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani diungkapnya sudah mengajak Partai Demokrat untuk bekerja sama. Hal yang sama juga dilakukan oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo ketika menemuinya di Pacitan, Jawa Timur.
"Saya harus jujur mengatakan cara seperti itu adalah cara yang baik, sah, tidak salah, dan dibenarkan dalam demokrasi, dalam dunia politik Ajakannya juga saya dengarkan tulus dan serius, dilakukan secara terbuka, publik juga tahu, ini kan baik untuk transparansi politik," ujar SBY.
Tak segan, ia memuji Prabowo dan Puan yang mempunyai etika politik yang baik ketika mengajak Partai Demokrat untuk berkoalisi. Ajakan tersebut juga dilakukan lewat pertemuan terbuka yang diketahui oleh publik.
"Kita sambut dengan baik Mbak Puan, Pak Prabowo, karena respons kita juga positif, kita menghormati, kita menghargai. Bahkan kami bersetuju untuk menjalin komunikasi, kalau tujuannya baik untuk kepentingan bangsa, Demokrat wajib meresponsnya dengan baik," ujar SBY.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan, membuka peluang untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat. Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan, komunikasi kedua partai politik tersebut akan diintensifkan untuk membahas peluang tersebut.
Apalagi PDIP dan Partai Demokrat pernah bertemu yang ditunjukkan oleh Puan Maharani dengan AHY. Komunikasi ke depan tentu dalam rangka untuk menyatukan visi dan pandangan terhadap Indonesia ke depan.
"Saya kira komunikasi politik itu terus berlanjut sampai dengan sekarang dan mungkin dalam beberapa waktu ke depan komunikasi politik itu akan dibuka kembali dan mungkin saja diintensifkan," ujar Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah di Rumah Aspirasi, Jakarta, Selasa (5/9/2023).
"Sambil kedua belah pihak menemukan kesamaan persepsi dan frekuensi. Apakah mungkin dilanjutkan pada kerja sama politik pilpres atau tidak, itu tergantung hasil pembicaraan antara pimpinan Partai Demokrat dan pimpinan PDI Perjuangan," sambungnya.
Adapun, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman mengatakan, pihaknya tentu membuka ruang komunikasi dengan Partai Demokrat. Termasuk dalam peluangnya untuk bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju untuk mengusung Prabowo Subianto.
"Terbuka dan nggak ada kendala juga untuk menerima sahabat-sahabat dari Partai Demokrat ya," ujar Habiburokhman di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (4/9/20239).
Partai Gerindra dan Partai Demokrat juga memiliki pengalaman kerja sama dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Namun tentu membutuhkan waktu untuk berkomunikasi, mengingat partai berlambang bintang mercy itu mengusung slogan perubahan.
"Kami ini kan keberlanjutan, keberlanjutan Pak Jokowi, tapi kan Pak Jokowi juga melanjutkan dari pemerintahan sebelumnya gitu loh. Jadi memang perlu dialog lah, perlu ngobrol, perlu ketemu dulu, baru kita bisa berpikir bagaimana kita bisa berjuang bersama-sama," ujar Habiburokhman.