REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Politisi Demokrat Jawa Barat Nanat Najmul Maarif mengungkapkan peluang Partai Demokrat berkoalisi dengan PDI Perjuangan akan menjadi sejarah baru bagi perkembangan demokrasi Indonesia. Apalagi beberapa kali, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pernah bertemu dengan Puan Maharani.
Wakil Sekretaris DPD Partai Demokrat Jawa Barat Nanat Najmul Ma’arif mengatakan peluang Partai Demokrat berkoalisi dengan PDIP akan menjadi sebuah langkah progresif dalam sejarah Demokrasi Indonesia. Hal itu akan membuat demokrasi menjadi lebih baik ke depan.
"Sebagai kader muda sangat menyambut baik perkawinan itu terjadi baik sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden (Ganjar-AHY) atau sebagai koalisi pengusung," ucap dia melalui keterangan resmi, Selasa (5/9/2023).
Ia menuturkan Partai Demokrat dan PDIP selama ini belum pernah berkoalisi dalam mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden. Keberadaan ketua umum AHY akan menjadi ice breaker antar kedua partai.
Ia melanjutkan Partai Demokrat membuka pintu dialog dan kerja sama yang konstruktif dengan berbagai pihak termasuk dengan PDIP. Terkait keputusan keluar dari koalisi perubahan akan memiliki dampak signifikan.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut partai-nya akan bergabung dengan koalisi lain yang memiliki kesamaan cara pandang, visi kebangsaan, dan etika politik. Demokrat akan memperjuangkan perubahan dan perbaikan.
"Dalam upaya memperjuangkan perubahan dan perbaikan itu, Demokrat akan berikhtiar untuk bergabung dengan koalisi lain yang memiliki kesamaan cara pandang, visi kebangsaan, dan etika politik," kata AHY dalam konferensi pers di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin.
AHY memandang bahwa etika, integritas, dan komitmen telah tergerus dalam hiruk-pikuk menuju Pemilu 2024. Dia menilai, ketiga hal tersebut tidak lagi menjadi penting dan relevan dalam mencapai tujuan politik.