Senin 04 Sep 2023 00:13 WIB

Ganjar Dinilai Perlu Antisipasi Isu Kemiskinan di Pilpres 2024

Ganjar dinilai perlu antisipasi isu kemiskinan yang akan jadi alat serang di Pilpres.

Capres PDIP, Ganjar Pranowo. Ganjar dinilai perlu antisipasi isu kemiskinan yang akan jadi alat serang di Pilpres.
Foto: Republika/ Bowo Pribadi
Capres PDIP, Ganjar Pranowo. Ganjar dinilai perlu antisipasi isu kemiskinan yang akan jadi alat serang di Pilpres.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago memandang perlu bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo mengantisipasi isu kemiskinan yang kemungkinan jadi "alat serang" menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Oleh karena itu, dia meminta Ganjar yang saat ini menjadi Gubernur Jawa Tengah perlu menjelaskan kinerjanya dalam memangkas angka kemiskinan di Jateng.

Baca Juga

"Maka, poin yang cukup menjadi hal menarik saya lihat adalah (angka) kemiskinan di Jateng ini menjadi apakah batu loncatan atau tolok ukur kinerja Ganjar atau bagaimana. Ini yang perlu kita lihat dahulu," kata Arifki, Ahad (3/9/2023).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada bulan September 2013 persentase penduduk miskin di Jateng sebanyak 14,44 persen, sedangkan pada bulan Maret 2023 persentase penduduk miskin di Jateng 10,77 persen.

Arifki menilai upaya pemerintah Jateng dalam mengurangi jumlah warga miskin belum maksimal sehingga potensial menjadi peluru untuk menyerang Ganjar pada Pilpres 2024.

Menurut dia, isu kemiskinan di Jateng bisa berpengaruh pada tingkat elektabilitas Ganjar yang sudah diusung menjadi calon presiden oleh PDI Perjuangan.

Oleh karena itu, dia menilai bahwa Ganjar sebelum mengakhiri masa tugasnya pada tanggal 5 September 2023 perlu menjelaskan kinerjanya kepada masyarakat, tidak hanya soal mengatasi kemiskinan, tetapi juga hal lain.

"Jadi, di bagian tertentu sudah baik. Namun, segmen kemiskinan masih meningkat. Oleh karena itu, saya melihat ini masih menjadi tantangan bagi Ganjar dan perlu menjelaskan kepada publik," ujarnya.

Sebelumnya, Ganjar mengatakan bahwa pemerintahannya sedang fokus mengurangi kemiskinan ekstrem di 17 kabupaten prioritas, yakni Banjarnegara, Banyumas, Blora, Brebes, Cilacap, Demak, Grobogan, Kebumen, Klaten, Magelang, Pemalang, Purbalingga, Purworejo, Rembang, Sragen, Wonogiri, dan Wonosobo.

Salah satu caranya adalah menggandeng perangkat desa untuk mendorong program-program padat karya. "Karena beberapa desa itu anggaran ini dieksekusi dengan model-model padat karya sehingga banyak orang bekerja," ucap Ganjar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement