Ahad 03 Sep 2023 18:56 WIB

Sebanyak 717 Titik Panas Terpantau di Wilayah Sumatra

Cuaca ekstrem dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus raharjo
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatra Barat (Sumbar), Kamis (12/9). (Ilustrasi)
Foto: dok. Kodim Tanah Datar
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatra Barat (Sumbar), Kamis (12/9). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU- Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Ahmad Agus Widodo mengatakan berdasarkan hasil pantauan BMKG, terdapat 717 titik panas di Pulau Sumatra. Jumlah tersebut berdasarkan pantauan pada Ahad (3/9/2023).

 

Baca Juga

Ahmad Agus Widodo merincikan bahwa titik panas tersebut paling banyak terdeteksi di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel). Yakni sebanyak 448 titik. "Jumlah hotspot di Sumsel mencapai 448 titik panas dari total 717 yang muncul di Sumatra," kata Ahmad, Ahad (3/9/2023).

 

Kemudian di Provinsi Lampung terdapat 89 titik panas, Bangka Belitung 71 titik panas, Jambi 52 titik panas. Selanjutnya di wilayah Provinsi Riau 28 titik panas, Bengkulu 15 titik panas, Sumatra Barat 12 titik panas, Kepulauan Riau 1 titik panas, Aceh 1 titik panas.

 

Ahmad menjelaskan dari 28 titik panas yang terdeteksi di Riau, sebagian besar terdapat di Indragiri Hilir. Yakni, sebanyak 14 titik panas. Sementara Indragiri Hulu memiliki 1 titik panas, Rokan Hulu 2 titik panas, dan Pekanbaru 1 titik panas.

 

Ahmad meminta masysrakat untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca dan titik panas di wilayah ini. Menurut dia kondisi cuaca yang ekstrem dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan.

 

"Semua pihak diharapkan berperan aktif dalam menjaga lingkungan dan mencegah kebakaran yang dapat merugikan banyak pihak," ucap Ahmad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement