REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mulai tumbuh bagus, bahkan sudah di angka 13 persen.
"Saya melihat pertumbuhan ekonomi Sulteng mulai bagus, bahkan saya mendapat informasi sudah di angka 13 persen, atau sudah dua setengah kali lipat dari ekonomi nasional," kata Jokowi saat mengunjungi Pasar Masomba dalam kunjungan kerjanya, di Kota Palu, Rabu (30/8/2023).
Hal itu, menurut Jokowi, bisa dilihat dari infrastruktur ibu kota Sulteng semakin tumbuh pascabencana alam 28 September 2018. "Tadi saya juga sudah titip ke Bapak Gubernur Sulteng H Rusdy Mastura terus meningkatkan pembangunan di provinsi ini," ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi Sulteng tidak terlepas dari dukungan semua komponen produk domestik regional bruto (PDRB), baik pada sisi pengeluaran maupun sisi produksi, selain itu kontribusi fiskal juga turut menguatkan.
"Saya minta semua komponen yang berkepentingan di daerah berkolaborasi memperkuat ketahanan ekonomi, dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Presiden.
Menurut data Direktorat Jendral Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Sulteng inflasi provinsi ini tercatat pada Juli lalu sebesar 2,96 persen atau turun jika dibandingkan inflasi bulan Juni 3,88 persen dengan kelompok makanan, minuman dan tembakau sebagai penyumbang inflasi terbesar. Angka inflasi ini telah berada di bawah angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,08 persen.
"Pengendalian inflasi wajib dilakukan, pemda dan pemangku kepentingan harus konsisten menjaga iklim ekonomi," kata Jokowi.
APBN menurut Presiden, juga cukup signifikan dalam menopang kinerja pertumbuhan daerah melalui belanja pegawai, layanan birokrasi dan administrasi terhadap ekspansi perekonomian regional.