Rabu 30 Aug 2023 15:19 WIB

Apresiasi Konsep SMKN Gratis di Jateng, Jokowi: Bisa Diperluas Secara Nasional

Pola SMKN Jateng ini bisa menjadi solusi penanganan kemiskinan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers usai meninjau SMKN Jawa Tengah, Kota Semarang, Rabu (30/8/2023).
Foto: dok.Rusman - Biro Pers
Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers usai meninjau SMKN Jawa Tengah, Kota Semarang, Rabu (30/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pola layanan pendidikan yang diterapkan di SMKN Jawa Tengah berpeluang diterapkan secara nasional. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat mengunjungi SMKN Jateng melihat konsep layanan pendidikan ini bisa diterapkan secara nasional sebagai solusi penanganan kemiskinan.

“Ini saya kira sebuah inisiatif yang sangat bagus dari Pak Gubernur Jateng yang menggeser fungsi Balai Latihan Kerja (BLK) menjadi SMK dan dikhususkan untuk siswa dari keluarga-keluarga kurang mampu,” kata Presiden, di SMKN Jateng, kampus Brotojoyo, Kota Semarang, Rabu (30/8/2023).

Menurut Jokowi, layanan pendidikan di sekolah vokasi ini diselenggarakan dengan sistem boarding yang tidak dipungut biaya, bahkan para siswanya juga mendapatkan seragam, sepatu, hingga semua kebutuhan selama tinggal di asrama.

Semuanya dibiayai oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. "Kedua, sarana dan prasarana, kalau saya melihat SMK di provinsi yang lain, (SMKN Jateng ini) jauh lebih bagus. Mesin CNC sampai mesin dasar semuanya ada," ungkapnya.

Presiden juga memuji karena sekolah mampu menghubungkan dan membuat kerja sama ke perusahaan atau industri guna penyerapan tenaga kerja dari lulusannya. “Dan tadi juga ada kursus bahasa Jepang, untuk mendapatkan beasiswa di Takayama College yang ada di Jepang, ini bagus,” kata Presiden.

Maka, ungkap Jokowi, SMKN Jateng ini benar-benar menjadi solusi penanganan kemiskinan di Indonesia. Menyelesaikan masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan kemiskinan.

Lebih lanjut Presiden Jokowi juga menegaskan program sekolah gratis semacam SMKN Jateng dapat diterapkan di tingkat nasional. Bahkan Presiden juga akan meminta Mendikbud datang untuk mengevaluasi agar model sekolah ini dapat diperluas ke provinsi yang lain untuk warga yang tidak mampu.

“Ya nanti biar Mendikbud ke sini, dan kalau menurut saya bisa. Setelah Mendikbud ke sini nanti baru bisa kita putuskan apakah ini bisa diterapkan secara nasional, karena saya melihat ini bagus,” jelasnya.

Hari ini, Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja di SMKN Jateng kampus Semarang di Jalan Brotojoyo No 1, Kota Semarang. Presiden yang hadir bersama Ibu Negara, Iriana Jokowi, disambut Gubernur Ganjar Pranowo beserta istri Siti Atikoh berkeliling ke sejumlah sarana dan prasarana sekolah.

Seperti melihat mobil inovasi 3 in 1 penambal jalan. Mobil karya siswa-siswi SMKN Jateng itu mampu menggabungkan tiga fungsi alat untuk melakukan pekerjaan penambalan jalan yang rusak.

Selanjutnya, rombongan meninjau kelas bahasa Jepang. Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi juga menyempatkan berdilog dengan sejumlah siswa sembari mendengarkan presentasi siswa menggunakan bahasa Jepang.

Nantinya, siswa-siswi ini berkesempatan menempuh pendidikan di Jepang dengan skema beasiswa. Mereka akan ditempa di Universitas Takayama College of Car Technology, selama dua tahun.

Kepada Presiden, salah seorang siswi yatim piatu, Adelia Rosehawa, mengungkapkan rasa syukurnya bisa mendapatkan akses sekolah gratis di SMKN Jateng di kampus Semarang ini.

Adelia selama ini hidup sebatang kara setelah ayah, ibu, dan adiknya meninggal dalam sebuah kecelakaan pada 2019 lalu. Remaja putri asal Kabupaten Cilacap itu berharap program sekolah gratis seperti SMKN Jateng dapat dikembangkan secara nasional.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, sejak 2014 lalu, sekolah berkonsep boarding itu telah meluluskan sebanyak 1.837 siswa dari berbagai daerah di wilayah setempat

Jumlah tersebut terdiri dari 825 orang lulusan SMKN Jateng Kampus Semarang, 336 orang lulusan SMKN Jateng Kampus Pati, dan 676 orang lulusan SMKN Jateng Kampus Purbalingga.

Dari jumlah tersebut, 80 persen di antaranya telah terserap di dunia kerja maupun perguruan tinggi, baik di tingkat nasional atau luar negeri. Pemprov juga terus membuka lebar akses pendidikan gratis dengan menambah 15 SMKN Jateng semi boarding tersebar di berbagai kabupaten/kota.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement