Rabu 30 Aug 2023 13:52 WIB

Gus Dur, Buya Syafii, dan Cak Nur Tiga Pemikir Ternama yang Dahulukan Bangsa

Muhadjir mengajak masyarakat untuk menjaga warisan pemikiran dari tokoh bangsa.

Salah satu intelektual Muslim Indonesia, almarhum Buya Ahmad Syafii Maarif.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Salah satu intelektual Muslim Indonesia, almarhum Buya Ahmad Syafii Maarif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia beruntung memiliki tiga pemikir ternama yang selalu mendahulukan kepentingan bangsa dan negara. Para pemikir itu adalah KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Buya Syafii Maarif, dan Nurcholis Madjid alias Cak Nur. 

Menurut dia, pemikiran ketiganya yang melampaui zaman terus relevan untuk menghadapi tantangan bangsa hingga hari ini. "Kita bangsa Indonesia sudah sepatutnya bersyukur memiliki pemikir-pemikir besar yang diantara Cak Nur, Gus Dur, serta Buya Syafii dan masih banyak lagi pemikir besar lainnya yang sangat mudah kita pahami," ucap Muhadjir di acara Forum Titik Temu di Balai Sarbini Jakarta, dikutip Rabu (30/8/2023). 

Muhadjir mengajak masyarakat untuk menjaga warisan pemikiran dari tokoh bangsa tersebut dan dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, ia menilai, forum tersebut dapat sebagai bahan renungan peran penting warga negara dalam membangun bangsa yang lebih baik, lebih bermartabat, dan lebih sejahtera.

"Warisan pemikiran ini menjadi sangat penting bagi generasi yang akan datang, jangan sampai tidak mewarisi kekayaan intelektual dan ini merupakan warisan tak benda yang tidak dimiliki oleh bangsa lain," tuturnya. 

Forum Titik Temu mengangkat tema 'Merayakan Indonesia: Suara Kultural untuk Pemimpin Nasional 2024'. Forum tersebut juga sebagai wadah antar tokoh bangsa dalam menyampaikan pemikirannya sebagai tanggung jawab dan keprihatinan terhadap eksistensi Indonesia sebagai negara dan bangsa. 

Pada forum tersebut menghadirkan para pemuka agama lintas iman dan para pakar dari berbagai latar belakang profesi. Acara itu dihadiri Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Direktur Pusat Studi al-Quran Muhammad Quraish Shihab, Ketua Yayasan Puan Amal Hayati Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, serta Ketua Dewan Pembina Nurcholis Madjid Society Omi Komaria Nurcholish Madjid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement