REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Wilayah yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Kota Sukabumi kini bertambah satu kecamatan, yakni Kecamatan Cibeureum. Sehingga total kecamatan yang mengalami krisis air bersih sebanyak enam kecamatan.
"Sebanyak 20 kepala keluarga (KK) terdampak kekeringan," ujar Ketua Bidang Humas dan PSD Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi Isra Yanuar Giu, Jumat (25/8/2023).
Oleh karenanya, PMI kembali memperluas wilayah operasi pelayanan distribusi air bersih. Dalam pelaksanaannya di lapangan, PMI bekerja sama dengan BPBD Kota Sukabumi dan Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Bumi Wibawa (Perumda AMTBW) Kota Sukabumi untuk pasokan air bersihnya.
Hingga saat ini, PMI telah mendistribusikan total sekitar 60 ribu liter lebih air bersih yang tersebar di lima kecamatan. Di antaranya Kecamatan Lembursitu, Cikole, Gunungpuyuh, Baros dan Kecamatan Warudoyong serta Cibeureum.
"Warga yang merasakan krisis air bersih dan sulitnya ketersediaan air akibat dampak kekeringan dan kemarau panjang saat ini terus bertambah," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami.
Zulkarnain menuturkan, sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan, fenomena El Nino yang akan menimbulkan kekeringan lebih ekstrem dan mengakibatkan musim kemarau lebih panjang dari biasanya. Sejumlah wilayah di Indonesia bahkan diprediksi bakal mengalami hari tanpa hujan yang panjang.
Selain itu, BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Barat telah mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis untuk wilayah Jawa Barat. Hal tersebut sudah dirasakan khususnya untuk wilayah Kota Sukabumi saat ini.