REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, mengakui bahwa KPK tak dapat memantau pergerakan elite politik di 'ruang gelap' jelang Pemilu 2024. Namun, ia memastikan, jajaran lembaga antirasuah ini akan terus berupaya mengedukasi masyarakat agar menjauhi politik uang.
“Kalau pertemuan di ruang gelap kita tidak tahu. Tapi yang pasti KPK sudah melakukan upaya-upaya mulai dari pendidikan, pencegahan, ataupun penindakan,” kata Firli kepada wartawan, Kamis (24/8/2023).
Firli mengatakan, ada beberapa upaya pencegahan yang sudah dilakukan oleh KPK. Salah satunya, yakni mengingatkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar penyelenggaraan Pemilu 2024 dilaksanakan secara jujur dan adil serta langsung, bersih, bebas, rahasia.
“Begitu juga dengan para peserta pemilu, baik itu parpol yang kita kemas dalam program Politik Cerdas Berintegritas (PCB), termasuk juga para kontestan, apakah itu individu atau calon kepala daerah, caleg sudah kita sampaikan dengan format sistem integritas parpol,” ungkap Firli.
Selain itu, Firli juga mengungkapkan, KPK telah mengampanyekan gerakan 'Hajar Serangan Fajar' bagi masyarakat. Program ini bertujuan agar masyarakat menjauhi politik uang. Sebab, jelas dia, suara rakyat tak boleh diperjualbelikan.
"Kalau seandainya kita paham doktrin 'vox populi, vox dei', disitu disebutkan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan. Tentu kita tak perjualbelikan, maka dari itu kita hajar bersama semua bentuk daripada politik uang,” tegas Firli.