Kamis 24 Aug 2023 13:11 WIB

Terkait Budiman Sudjatmiko, PDIP: Kami tak Mau Dicapekkan Satu Orang

Said mengaku saat ini PDIP fokus untuk memenangkan Ganjar Pranowo.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Said Abdullah enggan menanggapi nasib Budiman Sudjatmiko di partainya. Sebab, fokus PDIP saat ini adalah untuk memenangkan Ganjar Pranowo sebagai presiden periode 2024-2029.

"Fokus kami ke Mas Ganjar sama penggodokan cawapres itu. Maka, di luar itu ya ga usah dipikirin lah," ujar Said di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (24/8/2023).

Baca Juga

"Masa kita kan dicapekkan, partai sebesar PDI Perjuangan satu, dua orang, atau bahkan tiga, empat orang ya kami tidak akan disibukkan oleh itu," katanya.

Ia sendiri tak tahu-menahu apakah Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto sudah mengirimkan surat pemanggilan kepada Budiman. Dirinya juga tak tahu bagaimana sikap partai berlambang kepala banteng itu kepada Budiman.

"Rencananya memenangkan Ganjar dan pileg. Saya nggak tahu kalau Mas Hasto yang ngirim," ujar Said.

Sebelumnya, Budiman mengatakan, hingga saat ini dirinya masih merupakan kader PDIP. Namun jika partai berlambang banteng moncong putih itu memutuskan untuk memecatnya, ia menyebut bahwa dirinya tak akan berpartai terlebih dahulu.

"Saya mungkin akan mempertimbangkan jomblo dulu. Ya ibaratnya orang baru kehilangan pasangan hidup, harus melewati masa berkabung yang lama, pasti kan berkabung dong," ujar Budiman seusai menghadiri Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) yang digelar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023) malam.

PDIP, ujar Budiman, sudah menjadi bagian dari dirinya sejak kelas 6 bangku sekolah dasar (SD). Keluarganya juga merupakan bagian dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang menjadi cikal bakal PDIP.

"Jadi, tentu saja kalau saya tidak menjadi anggota PDI Perjuangan, tentu saja saya ya berpolitik pasti, tapi mungkin jomblo dulu gitu, tidak berumah tangga dulu secara politik," ujar Budiman.

"Nanti setelah itu kita lihat, apakah barangkali setelah beberapa tahun kesalahan saya diampuni saya bisa daftar lagi (ke PDIP). Kalau nggak diterima ya bisa jadi bisa masuk PSI mungkin salah satunya," ujarnya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement