Ahad 20 Aug 2023 21:30 WIB

Jimly: Jangan Pertentangkan Poros Perubahan dan Poros Kesinambungan

Prof Jimly minta jangan mempertentangkan poros perubahan dan poros kesinambungan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Bilal Ramadhan
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie (kanan). Prof Jimly minta jangan mempertentangkan poros perubahan dan poros kesinambungan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie (kanan). Prof Jimly minta jangan mempertentangkan poros perubahan dan poros kesinambungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Poros koalisi capres menuju Pilpres 2024 belakangan terbelah jadi dua, yaitu perubahan dan kesinambungan. Ketua Dewan Penasihat ICMI, Prof Jimly Asshiddiqie menilai, keduanya tidak perlu dipertentangkan.

Ia mengatakan, jika ada tiga kubu yang berkontestasi kita memang perlu hati-hati. Artinya, jangan malah memecah belah dan kita perlu realistis karena belakangan perubahan dan kesinambungan mulai dipertentangkan.

Baca Juga

"Ini kita harus luruskan, bukan dipertentangkan," kata Jimly di webinar yang digelar Divisi Politik dan Pemerintahan, Majelis Pengurus Wilayah, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Sulsel, Ahad (20/8).

Jimly menekankan, masyarakat perlu secara obyektif menilai Indonesia ini memang memerlukan kesinambungan tapi dengan perbaikan. Sebab, tidak bisa kita berkesinambungan mengingat Indonesia sedang bersiap menuju 2045.

Apalagi, ia mengingatkan, tantangan masa depan banyak sekali yang harus dihadapi Indonesia. Selain teknologi, ada ancaman seperti dolarisasi, perubahan iklim dan banyak yang mulai mengutamakan ketahanan pangan.

"Ke depan akan ada nasionalisme ekonomi yang berkembang, kita dipaksa keadaan, kita harus melakukan hal-hal yang sama," ujar Jimly.

Ia menegaskan, akan banyak hal-hal baru yang boleh jadi memaksa kita mengutamakan nasionalisme, terutama bidang-bidang seperti politik dan ekonomi. Karenanya, perlu jadi renungan kita untuk menjaga persatuan.

Apalagi, ia menambahkan, Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar dalam dunia Islam. Posisi Indonesia sama seperti AS yang menjadi negara demokrasi terbesar di dunia Kristen dan India di dalam dunia Buddha.

Itu berarti, lanjut Jimly, hubungan antara agama dengan demokrasi saat ini memang sudah tidak memiliki masalah. Di Indonesia, ia memprediksi, persiapan Pilpres 2024 akan terus terus karena tidak ada petahana.

"Dan incumbent ada kepentingan atas nama kesinambungan," kata Jimly.

Saat ini, untuk Pilpres 2024 sendiri sudah terdapat poros capres yang mengusung perubahan yang diwakili Anies Baswedan. Sedangkan, poros capres kesinambungan diwakili Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement