Sabtu 19 Aug 2023 18:14 WIB

Jokowi Ingatkan Hati-Hati Pilih Pemimpin Nasional Berikutnya

Pemimpin ke depan sangat menentukan apakah Indonesia bisa melompat maju atau tidak.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, Sabtu (19/8/2023).
Foto: Antara
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, Sabtu (19/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan agar publik berhati-hati dalam memilih pemimpin berikutnya. Masyarakat harus hati-hati karena kesempatan Indonesia untuk melakukan lompatan-lompatan besar ada pada 13 tahun ke depan.

"Kita semuanya harus sangat berhati-hati dalam memilih pemimpin. Agar kita bisa, lompatan kita menjadi negara maju dengan GDP, dengan PDB ekonomi yang sesuai dengan standar negara maju," tutur Jokowi.

Baca Juga

Demikian disampaikan Presiden dalam sambutannya pada acara Pengukuhan DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Tahun 2023-2026 dan Peresmian Pembukaan Rakernas GAMKI Tahun 2023, di Medan, Sumatra Utara, Sabtu (19/8/2023), sebagaimana disaksikan melalui tayangan langsung video Youtube Sekretariat Presiden dari Jakarta.

Dia menekankan tidak pernah bosan menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan bisa masuk dalam lima besar ekonomi terkuat dunia. "Bisa masuk, tetapi memang tantangannya juga tidak mudah, dan ini juga berkali-kali saya sampaikan, itu peluangnya, opportunity-nya hanya berada pada kurun 13 tahun ke depan ini," ujar dia.

Oleh karena itu, Jokowi mengingatkan bahwa pemimpin ke depan sangat menentukan apakah Indonesia bisa melompat maju atau tidak.

"Oleh sebab itu kepemimpinan dalam 13 tahun itu sangat menentukan, artinya kepemimpinan nasional di tahun 2024, kepemimpinan nasional di tahun 2029, kepemimpinan nasional di tahun 2034 itu sangat menentukan sekali negara ini terjebak pada jebakan negara berpendapatan menengah atau bisa keluar menjadi negara maju," jelasnya.

Dia mengatakan pada tahun 60-70-an negara-negara Amerika Latin telah memperoleh peluang yang sama seperti Indonesia saat ini. Namun, karena saat itu mereka gagal memanfaatkan peluang, maka mereka terjebak sebagai negara berkembang sampai saat ini.

"Karena saat diberi kesempatan, diberi peluang untuk melompat maju, dia tidak gunakan. Ini yang terus-menerus, tak bosan-bosannya saya mengingatkan mengenai ini. Hati-hati mengenai kepemimpinan 24 (2024), 29 (2029) dan 34 (2034)," ujar Jokowi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement