REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Satreskrim Polres Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, AKP Hizkia Siagian, menjelaskan penyebab kebakaran yang terjadi di lahan jalur pendakian Aik Berik dan Tete Batu menuju kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Lombok akibat cuaca ektrem disertai angin kencang. Vegetasi yang terbakar berupa semak belukar dan pepohonan.
"Anggota telah turun melakukan pengecekan ke lokasi kebakaran lahan TNGR. Dari hasil pengecekan di lapangan, penyebab kebakaran diduga akibat cuaca ekstrem ditambah angin kencang," kata Kata Kasatreskrim Polres Lombok Tengah, AKP Hizkia Siagian di Praya, Sabtu (12/8/2023).
Sementara itu, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan, berdasarkan pantauan dari aplikasi SIPONGI dan CCTV luas lahan kebakaran yang telah dipadamkan di jalur pendakian Aik Berik Lombok Tengah dan Tete Batu Lombok Timur menuju kawasan Gunung Rinjani mencapai 205 hektare.
"Luas lahan yang telah padam itu mencapai 205 hektare. Sudah tidak ada asap yang timbul," kata Kepala Balai TNGR Lombok, NTB, Dedy Asriady.
Jenis vegetasi yang mengalami kebakaran berupa semak belukar, pepohonan jenis bangsal, cemara. Satu ekor hewan satwa jenis burung rengganis yang ditemukan mati.
Sebelumnya, untuk jalur pendakian Aik Berik dan jalur pendakian Tete Batu menuju wisata alam TNGR ditutup sementara pasca kebakaran lahan di kawasan tersebut. "Dua jalur pendakian menuju wisata alam TNGR ditutup sementara mulai 7 Agustus 2023 hingga batas waktu yang belum ditentukan," katanya.
Ia mengatakan, sehubungan dengan terjadinya kebakaran lahan di kawasan TNGR jalur pendakian Aik Berik dan jalur pendakian Tete Batu pada Jumat (4/8/2023), maka dilakukan penutupan untuk dua jalur pendakian tersebut sampai kondisi dinyatakan normal atau aman untuk dilakukan aktivitas.
"Dibuka kembali setelah kondisi aman," katanya.