Jumat 11 Aug 2023 18:44 WIB

Pemulangan Demonstran di Masjid Raya Sumbar Ricuh, Kapolda: Ada Provokator

Polisi menahan 17 orang diduga provokator karena melarang warga Air Bangis pulang.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Erik Purnama Putra
Kapolda Sumatra Barat, Irjen Suharyono usai melaksanakan Jumat Curhat di Masjid Raya Sumbar di Kota Padang, Jumat (11/8/2023).
Foto: Republika/ Febrian Fachri
Kapolda Sumatra Barat, Irjen Suharyono usai melaksanakan Jumat Curhat di Masjid Raya Sumbar di Kota Padang, Jumat (11/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kapolda Sumatra Barat, Irjen Suharyono, mengatakan, kericuhan di Masjid Raya Sumatra Barat, saat pemulangan ribuan demonstran oleh personel Brimob pada Sabtu (5/8/2023), karena ada belasan provokator yang melawan. Ke-17 orang itu Suharyono adalah perpanjangan tangan orang yang mensponsori warga Air Bangis Pasaman Barat berdemo ke Kota Padang.

Kedatangan mereka ke ibu kota Provinsi Sumbar untuk menolak rencana Proyek Strategis Nasional (PSN) di tempat tinggalnya. "17 orang ini kami amankan karena melarang warga Air Bangis pulang. Mereka melarang warga meninggalkan Masjid Raya Sumbar," kata Suharyono di Kota Padang, Provinsi Sumbar, Jumat (11/8/2023).

Baca Juga

 

Ribuan warga Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, melakukan aksi demo di depan kantor Gubernur Sumbar selama lima hari sejak Senin (31/7/2023) sampai Jumat (4/8/2023). Demonstran Air Bangis meminta Gubernur Sumbar Mahyeldi mencabut usulan tentang PSN kepada Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Kemudian, mereka juga meminta membebaskan lahan masyarakat Air Bangis dari kawasan hutan produksi. Ketiga, membebaskan masyarakat dari Koperasi KSU ABS HTR Sekunder. Keempat, membebaskan masyarakat menjual hasil sawitnya kemanapun.

 

Suharyono menyebut, aparat memulangkan warga Air Bangis karena sudah banyak anak-anak demonstran yang sakit dan terpaksa harus libur sekolah, karena ikut orang tuanya ke Padang. Selain itu, kepolisian juga menerima keluhan dari warga Kota Padang dan pengurus Masjid Raya Sumbar.

Menurut dia, warga mengeluh karena demo berhari-hari membuat banyak kemacetan di Kota Padang. Sedangkan pengurus masjid komplain sebab banyak jamaah Masjid Raya Sumbar tidak nyaman beribadah karena tempat berwudhu dan toilet masjid jadi jorok. Hal itu karena ribuan warga tidur dan tinggal sementara di masjid.

Masjid jadi tempat jemur...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement