Selasa 08 Aug 2023 16:40 WIB

Musim Kemarau, Stok Beras di Kota Malang Dipastikan Aman

Ketersediaan beras di Kota Malang selama musim kemarau dipastikan aman.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Nora Azizah
Pemkot Malang memastikan stok beras aman selama musim kemarau.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pemkot Malang memastikan stok beras aman selama musim kemarau.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) memastikan stok beras di daerahnya aman. Hal ini diungkapkan dinas terkait guna mencegah dampak el nino.

Kadispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariadi, menyebut bahwa pada Selasa lalu ketersediaan beras di Kota Malang 2.044,25 Kilogram (kg). Sementara itu, total kebutuhannya sebesar 1.027,9 kg pada minggu sama.

Baca Juga

Slamet menyatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan menghitung kembali stok beras tersebut. "Tetapi Insya Allah stok beras di Kota Malang aman. Untuk stok beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di gudang Bulog Malang 823 ton lebih,” katanya di Kota Malang, Selasa (8/8/2023). 

Sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah. Pada rakor tersebut, Tito menyebut bahwa sesuai rilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi nasional pada Juli 2023 turun menjadi 3,08 persen (y-o-y). Sementara itu, inflasi nasional pada Juni berada di angka 3,52 persen (y-o-y).

Menurut dia, angka tiga persen cukup stabil karena bisa diterima oleh konsumen dan masyarakat. Hal ini karena ada ketersediaan barang jasa dan keterjangkauan harganya. Di sisi lain, juga bisa diterima oleh para produsen, petani, nelayan, dan pabrik.

Meskipun dirasa cukup stabil, pemerintah juga terus berupaya agar inflasi dapat berada di angka dua persen. Harapannya dapat menurunkan beban dan biaya hidup masyarakat secara luas.

Menurut Tito, salah satu dampak situasi global dan el nino itu terkait ketersediaan beras. Sebab itu, dia berharap beras harus diperhatikan ketersediaannya mengingat puncak kekeringan terjadi pada Agustus hingga Oktober mendatang. Oleh karena itu, Tito mengimbau agar pemerintah daerah dapat menyusun langkah antisipasi untuk menjaga stok beras di daerah masing-masing.

Beberapa langkah strategis dalam mengantisipasi ketersediaan beras di daerah adalah melakukan monitoring pada kantong-kantong/produksi beras yang mengalami kekeringan. Kemudian memerhatikan daerah mana saja yang mengalami kekurangan beras dan mengalami kenaikan harga beras. Setelah itu, diperlukan adanya intervensi terhadap daerah yang mengalami kedua kondisi tersebut sehingga penanganannya tidak disamaratakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement