Senin 07 Aug 2023 13:46 WIB

Jumlah Titik Panas Indikasi Kebakaran di Kalimantan Timur Bertambah

Semua titik panas yang terpantau kemarin memiliki tingkat kepercayaan menengah.

Sejumlah relawan pemadam kebakaran berupaya memadamkan api yang membakar lahan (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Sejumlah relawan pemadam kebakaran berupaya memadamkan api yang membakar lahan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Jumlah titik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan yang dideteksi di wilayah Provinsi Kalimantan Timur pada Ahad (6/8/2023) bertambah menjadi 162 titik dari 156 titik pada hari sebelumnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selama periode pengamatan Ahad (6/8/2023) pukul 01.00 hingga pukul 24.00 WITA mendeteksi 162 titik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan di enam wilayah kabupaten di Kalimantan Timur.

Baca Juga

Menurut Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman-Sepinggan Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Senin (7/8/2023), selama periode itu titik panas dideteksi di Paser (6), Penajam Paser Utara (1), Kutai Barat (12), Kutai Timur (55), Kutai Kartanegara (16), Berau (61), dan Mahakam Ulu (11).    

"Semua titik panas yang terpantau kemarin memiliki tingkat kepercayaan menengah," kata Diyan.

BMKG pada Sabtu (5/8/2023) mendeteksi 156 titik panas di wilayah Kalimantan Timur, tersebar di Paser (3), Penajam Paser Utara (1), Kutai Barat (4), Kutai Timur (35), Kutai Kartanegara (12), Berau (61), dan Mahakam Ulu (40). Diyan menyampaikan bahwa titik panas yang dideteksi selama periode pengamatan Ahad (6/8/2023) berada di lokasi yang berbeda dengan yang dideteksi pada hari sebelumnya.

Informasi mengenai sebaran titik panas terbaru sudah disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tingkat provinsi maupun kabupaten agar bisa ditindaklanjuti. Diyan kembali mengingatkan warga agar tidak melakukan pembakaran untuk membuka atau membersihkan lahan serta tidak melakukan tindakan yang bisa memicu kebakaran selama musim kemarau.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement