Ahli virologi dari Warwick University, Prof Lawrence Young, mengungkapkan bahwa dia belum bisa memastikan apakah varian baru ini akan menyebar luas ke banyak orang. Alasannya, varian baru ini harus bisa bersaing dengan varian yang saat ini mendominasi, yaitu varian-varian omicron, seperti dilansir News AU.
Varian baru delta ini diyakini berasal dari sebuah kasus infeksi SARS-CoV-2 kronis atau jangka panjang yang dialami oleh seorang pasien Covid-19. Alih-alih melawan infeksi dalam hitungan pekan, tubuh pasien tersebut harus bergelut dengan serangan virus selama beberapa bulan.
Infeksi kronis seperti ini biasanya terjadi pada pasien Covid-19 dengan gangguan sistem imun, seperti dilansir Metro. Beberapa contohnya adalah pasien AIDS atau pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi.
Kondisi sistem imun mereka yang lemah membuat tubuh mereka kesulitan untuk menyingkirkan virus SARS-CoV-2 dari tubuh saat terkena Covid-19. Ahli virologi dari University of Reading di Inggris, Prof Ian Jones, menilai varian baru yang ditemukan di Jakarta ini memiliki mutasi tak biasa.