Selasa 01 Aug 2023 03:55 WIB

Pengamat Nilai Politik Sandera Buat Ciut Partai Golkar

Golkar kini tak paksakan Airlangga capres dan berkomitmen bersama Jokowi di pilpres.

38 Ketua DPD Partai Golkar menolak isu musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) untuk mengganti Airlangga Hartarto dari kursi ketua umum Partai Golkar dalam forum silaturahmi di Nusa Dua, Bali, Ahad (30/7/2023).
Foto:

 

Mantan ketua umum Partai Golkar, Muhammad Jusuf Kalla atau JK menilai ada pengambilan keputusan yang telat dari Partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto. Khususnya, terkait sikap partai berlambang pohon beringin itu pada Pilpres 2024.

"Karena Airlangga, Golkarnya sendiri agak telat sebenarnya mencari atau sangat tergantung kepada penguasa untuk menentukan koalisi-koalisinya," ujar JK di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (31/7/2023). 

Di samping itu, ia menilai Partai Golkar tak berani untuk segera mengambil sikap terkait kontestasi nasional mendatang. Partai Golkar dan sejumlah partai politik saat ini dinilainya terlalu memiliki banyak pertimbangan sebelum mengambil sikap.

"Ini secara demokratis, ini berbahaya kalau begini, partai sendiri tidak mandiri seperti itu. Nah apabila partai diganggu makin kacau politik ini," ujar JK. 

Kendati demikian, ia tak mendukung terlaksananya munaslub untuk mengganti Airlangga dari kursi ketua umum Partai Golkar. Justru sebaliknya, ia mendorong agar seluruh elemen partai berlambang pohon beringin itu bersatu jelang Pemilu 2024.

"Bersatulah dalam situasi yang krisis ini, artinya waktu yang lebih singkat. Bagaimana bisa menang kalau pecah gitu kan, ya harus bersatu dulu," ujar wakil presiden ke-10 dan 12 itu.

Relasi Golkar-Istana

Golkar dan orang-orang di lingkaran Istana memiliki relasi yang cukup dekat. Pengamat politik, Yusfitriadi menilai, relasi itu akan membuat Golkar melabuhkan pilihan mendukung Prabowo Subianto di 2024. 

Terlebih, jika melihat banyaknya prahara yang menimpa Partai Golkar beberapa waktu terakhir. Mulai dari isu munaslub sampai Airlangga yang dipanggil Kejagung.

"Ketika Airlangga atau Golkar ke Prabowo bagi Jokowi tidak ada masalah. Melihat circle Golkar, atmosfer Golkar dan psikologi relasi komunikasi Golkar, kecenderungannya Airlangga atau Golkar ke Prabowo Subianto," kata Yus kepada Republika, Senin (31/7).

Founder Visi Nusantara Maju itu menerangkan, Prabowo sendiri walaupun Ketua Umum Partai Gerindra memiliki relasi kuat dengan Golkar. Begitupun lingkaran Istana seperti Luhut Binsar Pandjaitan, Moeldoko atau Bahlil Lahadalia.

Sedangkan, Yusfitriadi melanjutka, relasi Airlangga dan Golkar tidak kuat dengan Ganjar maupun PDIP. Sehingga, kecenderungan yang ada memang Airlangga dan Golkar akan melabuhkan pilihan dukungan kepada Prabowo Subianto.

Menurut Yus, semua itu didukung elektabilitas Prabowo yang ditangkap lembaga-lembaga survei beberapa waktu terakhir. Prabowo mampu tempati peringkat teratas bursa capres, mampu mengungguli Ganjar maupun Anies.

Oleh karena itu, ia melihat, cepat atau lambat Airlangga maupun Golkar pada akhirnya akan mendukung Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024 mendatang. Apalagi, Yus menambahkan, Prabowo tidak sedang berhadapan dengan Jokowi.

"Justru, Jokowi mungkin merasa nyaman dengan Prabowo," ujar Yus.

 

photo
Ke mana Jokowi berlabuh? - (Republika/berbagai sumber)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement