REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa pihaknya telah menggelar forum diskusi terkait Ganjar Pranowo di provinsi-provinsi yang suaranya dinilai masih lemah. Beberapa di antaranya seperti Jawa Barat, Banten, dan Sumatra Barat (Sumbar).
"Dari FGD (forum group discussion) yang kami lakukan itu, ternyata Pak Ganjar mendapatkan daya terima yang sangat luas. Bahkan di basis-basis yang sebelumnya kami lemah, seperti Jabar, Banten, Aceh, dan Sumatra Barat," ujar Hasto di Sekolah Partai, Jakarta, Jumat (28/7/2023) malam.
Ia menyebut, salah satu nilai lebih Ganjar adalah pergaulan dirinya yang diterima semua kelompok. Baik itu dari Nahdlatul Ulama (NU, Muhammadiyah, dan kelompok-kelompok non-Muslim yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
"Aspek rekam jejak inilah FGD yang kami lakukan, ternyata ada preferensi rakyat memilih itu dari rekam jejak keluarganya, rekam jejak prestasinya, rekam jejak siapa Pak Ganjar itu, keluarganya. Latar belakangnya, bibit bebet bobot itu ternyata itu menjadi bagian kesadaran kritis rakyat," ujar Hasto.
Sebelumnya, Ganjar sendiri sudah memberikan pengarahan langsung secara tertutup kepada juru kampanyenya. Usai acara tersebut, ia menyampaikan dua pesan penting kepada juru kampanyenya yang mayoritas berusia di bawah 40 tahun.
"Satu, tidak hoaks. Dua, tampilkan data dengan jujur, tidak ada manusia yang sempurna maka tampilkan apa adanya, karena itulah yang akan mengedukasi," ujar Ganjar di Jakarta, Senin (17/7/2023).
Ia ingin, juru kampanyenya memberikan edukasi tentang politik dan demokrasi yang baik kepada masyarakat. Tujuan besarnya adalah pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2024 yang berjalan baik dan lancar.
"Kedua, jangan membawa politik identitas untuk pendukungnya Ganjar. Sehingga kebersamaan kita sebagai anak bangsa akan betul kita jaga, sehingga pemilu ke depan akan aman sampai menyenangkan," ujar Ganjar.
"Betul ini adalah pesta, pesta demokrasi yang menyenangkan," kata dia menambahkan.