REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Sumatra Barat, Yogi Yolanda, meyakini capres yang diusung partainya yakni Ganjar Pranowo akan meraup suara maksimal di Sumbar.
Yogi menyebut Ganjar dapat mengubah peta politik di Sumbar. Tidak seperti pada Pilpres 2014 dan 2019 capres PDIP kala itu Joko Widodo mengalami kekalahan dalam perolehan suara di Sumbar.
"Ganjar merupakan sosok yang berbeda. Dan kami yakin dari sisi pemilih sudah terjadi polarisasi," kata Yogi, Sabtu (29/7/2023).
Diketahui pada Pemilu 2014 lalu, Joko Widodo bersama wakilnya Jusuf Kalla hanya memperoleh 539.308 suara atau 23,1 persen di Sumbar. Kalah dari rival kala itu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang mendapatkan 1.797.505 suara atau 76,9 persen.
Lima tahun setelahnya, Jokowi-Ma'ruf Amin juga kalah di Sumbar dengan perolehan 407.671 suara atau 14,5 persen. Sedangkan Prabowo dengan Sandiaga Uno memperoleh 2.488.733 suara atau 85,95 persen.
Tidak hanya itu, pada Pilpres 2004 dan 2009 capres yang diusung PDIP juga selalu kalah di Sumbar Pada 2004, PDIP mengusung Megawati Soekarnoputri dan KH Hasyim Muzadi. Sedangkan pada 2009, PDIP mengusung Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto.
Yogi menjelaskan Ganjar merupakan sosok capres yang disenangi kalangan muda. Menurut dia poin tersebut bisa sesuai dengan selera pemilih di Sumbar.
Selain itu lanjut Yogi, Ganjar juga dikenal sebagai sosok agamis. Istri Ganjar diketahui merupakan cucu dari pendiri Pondok Pesantren Roudlotus Sholihin di Karanganyar, Purbalingga. Pemilih Sumbar yang mayoritas adalah kalangan religius menurut Yogi tidak akan ragu untuk memilih Ganjar sebagai Presiden RI 2024 mendatang.
"Istri beliau (Ganjar) keturunan ulama kharismatik NU. Berhijab dan agamis," ujar Yogi.