Selasa 25 Jul 2023 21:38 WIB

Wapres: Pemimpin Jangan Berjarak dengan Rakyat

Wapres Maruf nilai pemimpin mesti punya kemampuan berpikir kritis, cepat dan cermat

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Presiden KH Maruf Amin saat memberikan kuliah umum kepada Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV dan Program Pendidikan Singkat (PPSA) XXIV Tahun 2023, di Lemhannas RI, Jakarta Pusat, Selasa siang (25/07/2023).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden KH Maruf Amin saat memberikan kuliah umum kepada Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV dan Program Pendidikan Singkat (PPSA) XXIV Tahun 2023, di Lemhannas RI, Jakarta Pusat, Selasa siang (25/07/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan, pemimpin saat ini harus senantiasa memegang amanah dan tanggung jawabnya. Khusus di era digital saat ini, Kiai Ma'ruf menilai pemimpin juga semakin sulit bersembunyi dari penilaian publik.

"Saya minta hal ini memotivasi para pemimpin untuk senantiasa menjaga profesionalisme, bukannya menjadi gentar dan semakin berjarak dengan rakyat," ujar Kiai Ma'ruf saat memberikan Kuliah Umum kepada Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV dan Program Pendidikan Singkat (PPSA) XXIV Tahun 2023 di Lemhanas, Jakarta, Selasa (25/7/2023).

Baca Juga

Dalam kesempatan itu, Kiai Ma'ruf mengingatkan situasi global yang terus berubah dan akan mempengaruhi kondisi di dalam negeri. Karena itu, situasi ini menuntut pemimpin mesti memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, cepat dan cermat dalam menyikapi isu-isu global yang kian kompleks dan sulit diprediksi.

Begitu juga dalam merumuskan kebijakan yang mendatangkan maslahat, maupun solusi bagi aneka permasalahan nasional, regional, dan internasional. "Di kawasan, Indonesia mencermati pengaruh rivalitas kekuatan dunia di Asia Pasifik. Melalui Keketuaan di ASEAN tahun 2023, Indonesia konsisten menyuarakan perdamaian, diplomasi preventif untuk mencegah konflik terbuka, serta upaya-upaya memperkuat kerja sama dan dialog," ujarnya.

Selain itu, Kiai Ma'ruf juga berpesan agar para peserta menjadi pemimpin yang inklusif, memiliki wawasan kebangsaan, serta kemampuan untuk menjaga harmoni dalam kemajemukan. Karena itu, moderasi harus senantiasa dijunjung oleh para pemimpin ditambah dengan narasi-narasi damai mesti selalu diutamakan, termasuk di media sosial.

Menurutnya, melalui platform digital, pemimpin dapat menjangkau publik yang luas dan pemangku kepentingan yang beragam. "Pemimpin menjadi teladan dalam membangun kepercayaan sosial, merekatkan simpul-simpul ukhuwah, dan memberantas ancaman perpecahan, termasuk akibat sebaran hoaks," ujarnya.

Kiai Ma'ruf melanjutkan, pemimpin juga hendaknya mampu mengoptimalkan talenta dan kemampuan sumber daya manusia (SDM) bangsa. Terakhir, Kiai Ma'ruf juga menegaskan agar seluruh pemimpin untuk terus memegang teguh dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila yang telah disepakati sebagai ideologi bangsa. Serta, menerapkannya ke jajaran yang dipimpinnya.

"Mari kita contoh Bung Hatta yang mengajarkan bangsa Indonesia untuk memiliki prinsipnya sendiri, meski saat itu bangsa kita baru lahir," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement