Selasa 25 Jul 2023 08:52 WIB

Pengamat Sebut Kriteria '0' Membingungkan Koalisi Perubahan

Parpol Koalisi Perubahan mengeklaim nama cawapres sudah dikantongi Anies.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Bakal Calon Presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menyampaikan pidato politiknya dihadapan kader Partai Nasdem saat acara Apel Siaga Perubahan Partai Nasdem di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Ahad (16/7/2023). Apel siaga tersebut dilakukan dalam rangka konsolidasi kader sekaligus menguatkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dalam menghadapi Pilpres 2024 mendatang. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan petinggi Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yakni Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu bersama jajarannya.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Bakal Calon Presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menyampaikan pidato politiknya dihadapan kader Partai Nasdem saat acara Apel Siaga Perubahan Partai Nasdem di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Ahad (16/7/2023). Apel siaga tersebut dilakukan dalam rangka konsolidasi kader sekaligus menguatkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dalam menghadapi Pilpres 2024 mendatang. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan petinggi Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yakni Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu bersama jajarannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat Politik dari lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyarankan Anies memilih cawapres yang tidak kontradiktif dengan pilihan partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Kriteria tambahan untuk calon wakil presiden dari bacapres Anies Baswedan mendapat kritikan dari Partai Nasdem.

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengkritik kriteria '0' yakni sosok yang berani dan tak bermasalah justru membingungkan dan menimbulkan polemik. Karenanya, Anies diminta untuk langsung mengumumkannya saja.

Baca Juga

"Pilihan koalisi dipastikan pada tokoh yang tidak kontradiktif dengan identitas partai, paling detail mensyaratkan bisa saja memang PKS," ujar Dedi dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (25/7/2023).

Kriteria tambahan dari Anies ini disebut-sebut mengarah pada sosok Yenny Wahid. Dedi menilai, secara personal Yenni memiliki peluang dalam kontestasi dibandingkan dengan Khofifah Indar Parawansa. Namun, Yenni dinilai akan sulit dijadikan mitra untuk meningkatkan elektabilitas Anies di Pilpres 2024.

"Kondisi hari ini, Yenni bukan pilihan politik yang tepat bagi Anies. Terlebih jika Ganjar nanti juga menarik cawapres dari kelompok NU, maka Anies akan semakin tersudut," ujarnya.

Karena itu, dibandingkan harus mencari-cari keunggulan Yenni Wahid dengan menambah kriteria yang justru membuat dinamika di koalisi, Anies dinilai lebih ringkas memilih kader partai koalisi, salah satunya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Dibanding harus mencari-cari keunggulan Yenni secara politik dan itu sulit ditemukan, jauh lebih ringkas dan efisien Anies memilih AHY, sudah tertera jelas elektabilitas Demokrat dan AHY-nya sendiri," ujarnya.

Sementara itu, terkait desakan pengumuman cawapresnya, Anies justru dinilai lebih tepat mengumumkannya di detik-detik akhir. Mantan gubernur DKI Jakarta itu perlu membaca pergerakan para pesaingnya sebelum membuat keputusan cawapresnya.

"Anies justru lebih baik umumkan cawapres paling terakhir, sebagai bacapres paling tidak direstui kekuasaan, Anies perlu membaca lebih banyak pergerakan dan keputusan rival," ujarnya.

Anies tiba-tiba mengumumkan kriteria...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement