Jumat 21 Jul 2023 11:38 WIB

Jamaah Haji 2023 Wafat Meningkat: Akankah Calon Jamaah Lansia Menjadi Gundah dan Takut?

Bagi jamaah lansia mereka sudah ikhlas ketika menerima takdir apa pun bagi dirinya.

Jamaah haji lansia dan berkebutuhan khusus dalam proses pengantaran ke hotel masing-masing setelah safari wukuf beberapa hari lalu, Sabtu (1/7/2023).
Foto:

Bagi Jamaah Lansia Wafat di Tanah Suci Tak Jadi Persoalan!

Soal jamaah lansia yang berangkat haji sempat dituturkan mantan dirjen Penyelenggaraan haji dan Umrah, Khoirizi A Dasir. Menurut dia, banyak sekali bahkan sebagian besar jamaah haji lansia menangis tersedu-sedu ketika mereka dibatalkan kepergian haji. Mereka malah protes dengan menyatakan tak perlu pemerintah khawatir karena mereka sudah tahu risikonya dan sudah ikhlas.

‘’Saya tahu sekali soal itu. Mereka tak persoalkan lagi kondisi dirinya. Mereka hanya pengin beranggkat haji, melihat dan berziarah ke Ka’bah, dan makam Rasulullah sekali saja seumur hidupnya. Mati bukan menakutkan. Malah banyak sekali yang berharap wafat di Makkah saja. Bahkan, ada yang menyatakan ingin wafat pada masa puncak haji, terutama di hari Jumat terakhir menjelang musim haji atau wukuf. Mereka ingin jenazahnya disholatkan di depan Ka’bah oleh jutaan orang. Nah, kami harus bersikap bagaimana? Maka kalau sekarang jamaahnya sebagian besar lansia itu juga tak jadi soal sangat serius hendalnya,’’ kata Khoirizi menegaskan.

Bila dibandingkan dengan zaman dahulu, sebenarnya pergi haji relatif jauh lebih mudah tantangannya. Masa jamaah berada di tanah suci pun pendek, sekitar 40 tahun. Pada zaman kolonial dahulu jamaah haji sudah berada di Makkah sebelum datang bulan Ramadhan. Mereka baru pulang ke tanah air sekitar pertengahan Muharam.

‘’Bahkan, lazimnya dahulu sesampai di Makkah mereka tinggal satu sampai dua tahun. Mengapa begitu? Ya karena sekalian menuntut ilmu dengan para ulama Indonesia yang menjadi imam di Masjidil Haram. Nah, ketika pulang mereka kemudian mendirikan pesantren, menjadi tokoh masyarakat. Harus diketahui juga para haji inilah yang kemudian memimpin perlawanan rakyat menghadapi pihak kolonial,'' kata Khoirizi.

Jadi sejak awal keberangkatan hingga akhir keberangkatan, bahkan sampai pascahaji, yakni jamaah haji berada di tanah air mereka sudah benar-benar menjadi orang yang ikhlas. Kalaupun wafat, mereka ingin mencapai status khusnul khotimah. "Maut bagi mereka tak ada soal sebab bagi mereka seperti mengutip Buya Hamka hidup sesudah mati itulah yang akan menjadi takutkan,’’ kata Khoirizi A Dasar menyatakan.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement