Kamis 20 Jul 2023 15:48 WIB

Musim Kemarau tapi Bandung Justru Terasa Lebih Dingin, Kenapa Ya?

Fenomena suhu dingin di Bandung wajar terjadi saat puncak kemarau.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Friska Yolandha
Kabut tipis menyelimuti wilayah Bandung Raya yang terlihat dari Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (22/5/2020). Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) melaporkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat kualitas udara di Jawa Barat menunjukkan perbaikan dan perubahan dari sebelum dan sesudah PSBB diberlakukan
Foto:

Terdapat pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan masa udara dingin menuju Indonesia atau lebih dikenal dengan Angin Monsun Australia. 

"Hal ini juga merupakan penyebab utama terjadinya musim kemarau di Indonesia. Angin Monsun Australia ini membawa suhu dingin yang berada di wilayah Australia ke wilayah Indonesia yang berada di wilayah BBS (Belahan Bumi Selatan),” paparnya.

Ia mengatakan, fenomena suhu dingin ini secara empiris akan berlangsung hingga Agustus 2023. Pada awal September akan berangsur menghangat kembali. Oleh karena itu, Ayu mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Bandung untuk tidak khawatir melihat fenomena ini. Sebab suhu dingin pada puncak musim kemarau adalah suatu fenomena yang wajar terjadi terutama untuk wilayah Indonesia di BBS. 

"Masyarakat diharap untuk menyiapkan diri dengan menggunakan jaket dan atau selimut di malam hari dan selalu menjaga stamina tubuh sehingga terhindar dari berbagai potensi penyakit," imbau Ayu.

"Selalu dapatkan informasi terkait dengan cuaca dan iklim dari kanal resmi BMKG dan instansi terkait. Hindari membaca informasi dari sumber tidak jelas dan berpotensi hoaks," imbuhnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement