Sabtu 15 Jul 2023 09:51 WIB

Pelatihan Membuat Pupuk Organik Cair di Bone Jadi Cara Relawan PMN Ganjar Rangkul Pemuda

Limbah sabut kelapa yang sangat melimpah bisa dimanfaatkan.

Pelatihan pembuatan pupuk organik cair yang diikuti para pemuda di Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Foto: Dok. PMN
Pelatihan pembuatan pupuk organik cair yang diikuti para pemuda di Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BONE --  Pemuda Mahasiswa Nusantara (PMN) Provinsi Sulawesi Selatan terus menggalang dukungan dari kaum muda melalui kegiatan-kegiatan positif yang kreatif. Kali ini, mereka mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organik cair yang diikuti para pemuda di Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. 

"Kegiatan hari ini pelatihan pembuatan pupuk organik cair. Pesertanya, pemuda-pemuda Kabupaten Bone," kata Koordinator Wilayah (Korwil) PMN Sulawesi Selatan, Jusman, seperti dikutip pada Sabtu (15/7/2023). 

Baca Juga

Dalam kegiatan itu, para peserta yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan wilayah di Kabupaten Bone, dilatih untuk membuat pupuk organik memanfaatkan limbah yang ada di lingkungan setempat.

Salah satunya, limbah sabut kelapa yang sangat melimpah karena warga biasanya langsung membuangnya sebagai sampah. Padahal, benda tersebut memiliki potensi yang besar jika diolah dengan benar.

"Tujuan kegiatan ini, itu bagaimana pemuda-pemudi mengembangkan kreativitasnya dalam memanfaatkan limbah yang ada di lingkungan sekitar untuk diolah menjadi pupuk organik cair," kata Jusman.

Selain sabut kelapa, terdapat beberapa bahan yang digunakan untuk membuat pupuk organik cair tersebut. Bahan-bahan tersebut cukup dicampur, diaduk, disaring dan dimasukkan ke wadah yang tertutup.

"Adapun, bahan-bahannya ini yang sangat mudah didapat, karena pertama, bahannya dari sabut kelapa kemudian gula merah, kemudian cairan EM4 dan air," kata Jusman.

Bahan campuran itu kemudian disimpan di tempat yang memiliki suhu cukup dingin selama sekitar 20 hari sampai cairannya tidak mengeluarkan aroma busuk.

Agar hasilnya lebih maksimal, Jusman menyarankan agar peserta membuka wadah tersebut selama beberapa menit setiap pagi untuk mengeluarkan gas dari dalam wadah.

"Keunggulan dari pupuk cair itu bisa digunakan di berbagai jenis tanaman termasuk bisa digunakan di petani tambak, sebagai pakan," ujar Jusman meyakinkan.

Lebih lanjut, dia mengatakan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan para sukarelawan PMN Sulawesi Selatan selalu mendapatkan sambutan positif dari masyarakat khususnya generasi muda.

Pada setiap kesempatan, Jusman memastikan jajarannya juga melakukan sosialisasi tentang sosok Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden 2024 sekaligus menggalang dukungan dari kaum muda setempat.

Dukungan dari para pemuda di Kabupaten Bone ditunjukkan dengan antusiasme mereka saat mengikuti kegiatan pelatihan yang digelar PMN Sulawesi Selatan kali ini. Salah seorang peserta pelatihan, Agus Saling mengaku mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat mengenai cara membuat pupuk organik cair sekaligus pengolahan limbah.

"Alhamdulillah dengan terlaksananya kegiatan ini, kami pemuda menjadi tahu bahwa bahan-bahan yang seharusnya menjadi sampah ternyata bisa diolah menjadi pupuk yang berfungsi untuk pertanian dan tambak," ujarnya.

Di akhir kegiatan tersebut, para sukarelawan PMN Sulawesi Selatan memberikan bantuan pupuk organik cair kepada masyarakat yang membutuhkan.

Adapun dinamika menuju 2024 terus menarik perhatian. Teranyar, Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengeluarkan survei politik terbarunya, di mana Ganjar Pranowo masih berada di angka 32,2 persen.

Dekan FISIP Unhas Dr Phil Sukri, MSi menilai jika tak ada badai politik kemungkinan tak akan ada perubahan yang signifikan terhadap kandidat capres. Sebab kandidat capres yang saat ini muncul sudah mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memilih kandidat capres.

Adapun, masih berdasarkan survei politik yang dikeluarkan LSI, saat ini Erick Thohir (21,2%) menempati urutan teratas dari kandidat cawapres pilihan masyarakat. Posisi kedua diduduki Ridwan Kamil (19,6%), dan ketiga ditempati Sandiaga Salahuddin Uno (17,5%).

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan posisi Erick ini merupakan yang tertinggi. Sukri menilai tingginya elektabilitas merupakan suatu yang sangat wajar.

"Karena dari teknokrat dan profesional peluang Erick untuk mendampingi semua capres sangat besar. Namun karena Erick merupakan Jokowi Man, maka akan sulit ia menjadi cawapres koalisi perubahan. Melihat hasil survei LSI sangat strategus untuk memperkuat calon presiden baik itu Ganjar. Saat ini tinggal parpol koalisi yang akan menentukan cawapres," ucap Sukri, demikian dilansir dari Antara

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement