Kamis 13 Jul 2023 06:14 WIB

Penyebab Elektabilitas Prabowo Teratas Selama 7 Bulan Terakhir

Berdasarkan survei terbaru LSI, elektabilitas Prabowo Subianto dalam tren menguat.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat memberikan keterangan pers usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/7/2023).
Foto:

PDI Perjuangan mengaku tak memusingkan angka elektabilitas Ganjar Pranowo yang saat ini lebih kecil dari Prabowo Subianto. Ketua DPP PDIP, Aria Bima, mengaku tidak kaget dengan tren kenaikan elektabilitas Prabowo.

Aria yakin, elektabilitas Ganjar akan lari kencang saat hasil-hasil survei menyatakan gubernur Jawa Tengah itu sebagai underdog dan mengalami penurunan elektabilitas. Variabel siapa yang akan menjadi cawapres Ganjar, kata Aria, nantinya akan menentukan kencangnya lari elektabilitas Ganjar.

"Masih ada delapan bulan, saya tidak kaget kalau Pak Prabowo yang sudah bergerak cukup lama, 15 tahun ikut pilpres (elektabilitasnya) luar biasa dan Ganjar Pranowo baru 2 bulan (jadi capres)," kata Aria, Rabu (12/7/2023).

Saat ini, ia menuturkan, mereka masih pula menanti sebenarnya berapa persen masyarakat mengenal sosok Ganjar Pranowo. Kemudian, seberapa besar persentase masyarakat yang mengenal Ganjar sebagai capres.

Sebab, Aria merasa, dari posisi keterkenalan baru bisa dilihat apple to apple. Apalagi, dari standar populasi yang ada, masih ada sekian persen masyarakat yang tidak memakai telfon dan tidak terekam lembaga survei.

"Sehingga, hasil akhir dari survei (LSI Juli 2023) ini masih ada size berapa persen masyarakat yang memang tidak menggunakan telepon," ujar Aria.

Artinya, ia menambahkan, selain belum menentukan pilihan, ada berapa persen responden yang tidak terjangkau suaranya. Karenanya. Aria mengaku tidak khawatir kalau saat ini elektabilitas Ganjar masih tertinggal dari Prabowo.

Menurut Aria, elektabilitas Prabowo Subianto sejauh ini masih datang dari dua segmen eksternal. Yaitu, suara pendukung Anies Baswedan dan suara pendukung Jokowi.

"Yang cukup signifikan mendongkrak suaranya. Saya melihat, positioning Prabowo masih dua, dia mendapatkan suara dari pendukung Anies, dan dia mendapatkan suara dari pendukung Jokowi," kata Aria.

Ia merasa, ada inkonsistensi karena tipologi DNA dari dua pendukung ini berbeda. Sedangkan, positioning Ganjar Pranowo konsisten dari PDIP, dari platform ideologis, platform sosial, dan ada kecenderungan itu linear.

Apalagi, Aria mengingatkan, dalam semua simulasi pasangan Ganjar selalu naik atau cenderung naik. Artinya, penerimaan masyarakat jauh lebih luas untuk Ganjar Pranowo, sedangkan Prabowo lebih sebagai variabel tunggal.

Oleh karena itu, ia mengungkapkan, sampai hari ini, PDIP sebenarnya masih mendorong keterkenalan atau tingkat popularitas Ganjar agar semakin naik. Targetnya, tingkat keterkenalan Ganjar mendekati 100 persen.

Setelah itu, Aria menekankan, barulah PDIP akan bergerak mempopulerkan Ganjar sebagai capres 2024. Ia melihat, ketertarikan akan berdampak ke tingkat popularitas dan tingkat keterkenalan Ganjar yang semakin naik.

"Sekaligus, mempromosikan dan menjelaskan ke publik kalau dia capres karena sampai hari ini masih jadi Gubernur Jawa Tengah," kata Aria.

 

photo
Ke mana Jokowi berlabuh? - (Republika/berbagai sumber)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement