Jumat 07 Jul 2023 17:39 WIB

Pengamat: Prabowo-Erick Thohir Raih Sentimen Positif Terbanyak dalam Isu Pilpres 2024

Prabowo dan Erick Thohir dianggap memiliki banyak inovasi untuk membangun negeri.

Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto
Foto: Bumn
Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi Z (Gen Z) memiliki sikap tersendiri dalam menghadapi pemilihan presiden 2024. Mereka mencari figur baru yang energik sehingga dapat seirama dengan mereka. Juga dapat berkolaborasi dalam membangun negeri.

Gen Z merupakan komunitas yang menentukan siapa yang nantinya akan melanjutkan kepemimpinan nasional. Jumlah mereka yang saat ini mendominasi harus menjadi pertimbangan matang para timses calon presiden dan calon wakil presiden.

Baca Juga

Berdasarkan pengamatan Ipsos, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erick Thohir mendapat respons positif dari netizen Indonesia. 

“Sentimen positif tertinggi pada Prabowo Subianto sebesar 19,7 persen, menyusul Ganjar Pranowo sebanyak 11,7 persen kemudian Anies Baswedan 10,6 persen,” kata peneliti senior Ipsos Indonesia, Arif Nurul Imam, di Jakarta pada Jumat (7/7/2023).

Prabowo menempati urutan pertama mengungguli Ganjar Pranowo dan kemudian, Anies Baswedan. Kemudian tokoh calon wakil presiden (cawapres) potensial yang meraih sentimen positif adalah Erick Thohir dengan raih tertinggi dari cawapres lainnya.

“Untuk tokoh yang potensial sebagai bakal calon wakil presiden, dari 3 nama yang sering di release dan tersebut oleh lembaga survey termasuk survey internal Ipsos, Erick Thohir memperoleh sentimen positif paling tinggi sebanyak 47,0 persen sementara sentimen negatifnya hanya sebesar 3,7 persen,” ungkapnya dalam keterangan rilis.

Ketum PSSI ini mengalahkan tokoh lain seperti kader Golkar Ridwan Kamil yang memperoleh sentiment positif sebesar 17% diikuti oleh kader PPP Sandiaga Uno yang memperoleh sentimen positif sebesar 6.3%.

Soeprapto juga menambahkan, tingginya sentimen positif pada Erick Thohir boleh jadi karena dianggap sebagai tokoh yang potensial maju dalam Pilpres ke depan yang tidak berasal dari parpol.

“Ketokohan Erick Thohir beda dengan tokoh potensial yang masuk bursa bakal cawapres lainnya yang rata-rata berasal dari parpol, sementara Erick Thohir bukan dari parpol,” tuturnya.

Analisis Ipsos Synthesio membaca percakapan di sosial media, di berbagai platform seperti: Instagram, Twitter, Facebook, dan Tiktok. Dengan kecanggihan tersebut, pengguna dapat memetakan harapan dan aspirasi publik, termasuk generasi Z dan milenial melalui sosial media.

“Di tengah masifnya kemajuan teknologi, percakapan di sosial media tentu dapat menjadi gambaran untuk mengukur akseptabilitas sosok atau tokoh, apalagi kita tahu Pemilu ke depan sebesar 52 persen merupakan pemilih yang berasal dari generasi Z dan milenial yang sangat lekat dengan media sosial yang akan jadi bandul politik dalam Pemilu 2024,”tukasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement