Ahad 02 Jul 2023 22:15 WIB

Libur Sekolah, Wisata Sejarah di Sukabumi Sedot Banyak Pengunjung

Selama libur sekolah, wisata sejarah di Kota Sukabumi dikunjungi banyak wisatawan.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Bilal Ramadhan
Salah satu titik lokasi yang jadi daya tarik wisata Kota Sukabumi, Lapang Merdeka. Selama libur sekolah, wisata sejarah di Kota Sukabumi dikunjungi banyak wisatawan.
Foto: riga nurul iman
Salah satu titik lokasi yang jadi daya tarik wisata Kota Sukabumi, Lapang Merdeka. Selama libur sekolah, wisata sejarah di Kota Sukabumi dikunjungi banyak wisatawan.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Wisata sejarah di Kota Sukabumi menjadi daya tarik tersendiri bagi warga. Hal ini terlihat dari banyaknya pengunjung ke ajang pameran dan festival Soekaboemi Tempo Doeloe (STD) 2023.

Kegiatan yang digagas Yayasan Dapuran Kipahare di Wisma Wisnu Wardhani tersebut digelar dua hari 1-2 Juli 2023 di kompleks Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri di Jalan Bhayangkara Kota Sukabumi.

Baca Juga

"Selama dua hari kegiatan STD, animo warga yang datang sangat tinggi," ujar Ketua Yayasan Dapuran Kipahare Irman Firmansyah di sela-sela penutupan kegiatan STD 2023, Ahad (2/7/2023) malam.

Pengunjung tidak hanya dari Kota Sukabumi saja, melainkan dari daerah sekitar seperti Kabupaten Sukabumi dan Cianjur. Yang hadir tidak hanya orang dewasa, akan tetapi para pelajar yang tengah liburan sekolah.

Irman menuturkan, STD ini digelar dalam rangka mengenalkan sejarah Sukabumi kepada masyarakat luas, termasuk bangunan heritage dan benda bersejarah lainnya. Kegiatan ini diisi dengan pameran sejarah seperti perjalanan Sukabumi dari waktu ke waktu. Istimewanya ada pameran koleksi barang dari museum seperti Geologi, Tionghoa, Palagan Bojongkokosan Sukabumi, dan Museum Prabu Siliwangi.

Pameran juga terang Irman, menyediakan pasar tempo dulu, tukang-tukang tempo dulu, dan kuliner khas Sukabumi tempo dulu. Dipamerkan pula benda-benda yang berhubungan dengan sejarah serta kondisi sehari-hari Sukabumi pada masanya dan beberapa sisa kejayaan kota juga dipamerkan.

Keunikan lainnya ditampilkan pula pertunjukkan kesenian khas Sukabumi seperti Wayang Sukuraga. Hal ini bagian dari melestarikan budaya dan kesenian asli Sukabumi.

Di akhir acara ungkap Irman diberikan penghargaan Kipahare Award 2023 kepada para tokoh yang peduli pada pelestarian kebudayaan. Di antaranya Kepala Setukpa Polri, Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto dan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.

Salah seorang pengunjung STD 2023, Yeni (30 tahun) mengaku senang bisa mengunjungi acara STD. "Bisa mengenalkan sejarah Sukabumi ke anak yang lagi libur sekolah," kata dia.

Kepala Setukpa Polri, Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan, pihaknya menyambut baik kegiatan STD 2023. "Setukpa Polti mendukung, terlebih ada keputusan wali kota, Sukabumi sebagai kota polisi pada 2021 lalu," jelasnya.

Bahkan lanjut dia, Setukpa mengajukan akan membangun Museum di halaman belakang Wisma Wisnu Wardhani dan tidak merusak bangunan heritege. Ia mengatakan bangunan heritage di kompleks setukpa cukup banyak.

"Untuk heritage akan koordinasi dengan pemkot untuk melestarikannya," kata Mardiaz. Sebab, bangunan heritage jadi bagian perjalanan sejarah bangsa.

Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi merasa berrsyukur dengan kegiatan STD karena sebagai pengingat sejarah harus diulang-ulang dan jangan melupakan sejarah. Semangat inilah yang dilakukan Dapuran Kipahare menggelar STD.

"Fakta data dan sejarah menunjukkan Sukabumi salah satu locus perjuangan kemerdekaan hingga proklamasi kemerdekaan," kata Fahmi. Bahkan, ada tokoh pahlawan nasional asal Sukabumi KH Ahmad Sanusi dan banyak bangunan bersejarah termasuk di Komplek Setukpa.

Berharap, terang Fahmi, ajang STD jadi ajang edukasi, sosialisasi sekaligus rekreasi bukan hanya untuk warga Sukabumu tapi dari luar daerah. Pertama terkait edukasi data dan fakta sejarah. Kedua, terkait informasi seputar Kota Sukabumi.

"Doakan event ini betul-betul jadi even rutin dilakukan Dapuran Kipahare yang berkolaborasi dengan elemen lainnya dan mampu hadirkan suasana berbeda," cetus dua.

Khususnya, jadi bagian mengedukasi masyarakat dalam menjaga sejarah. Fahmi mengatakan, Kota Sukabumi terkenal dengan sebutan Nizza Van Java oleh pemerintah Hindia Belanda dulu yang berarti memabukkan atau mempesona.

Mudah-mudahan dengan penataan kota yang digencarkan sekarang ini kata Fahmi, pemda ingin mengembalikan kota mempesona bukan hanya bagi warga dan akan tetap juga untuk pengunjung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement