REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Rumah Sakit Premier Bintaro (RSPB) bersama Palang Merah Indonesia (PMI) menyelenggarakan kegiatan donor darah untuk umum. Kegiatan itu juga didukung Mitsubishi Pajero Club Indonesia (MPCI) dan Ikatan Mahasiswa Teknik Industri Fakultas Teknik Keluarga Mahasiswa Universitas Pancasila (IMTI FT-KMUP).
Selain itu, juga dihelat talkshow yang menghadirkan tiga dokter spesialis sebagai pembicara, yaitu dr Omar Luthfi, Sp.OT (K) Spine, dr Rudiyanti, Sp.OG, dan dr Moch. Evodia Slamet R., Sp.BS. Spesialis tulang belakang RSPB, Omar Luthfi mengajak hadirin untuk menghindarkan cedera tulang belakang, seperti saraf terjepit apabila sedang melakukan touring. Hal itu karena perjalanan jauh bisa membuat tubuh cedera.
"Disarankan agar setiap dua jam berhenti dahulu untuk berdiri dan meregangkan badan. Kemudian pada saat berkendara harus diperhatikan posisi duduk dengan sandaran yang baik, di mana menahan tulang belakang tetap tegak, dan setiap setengah jam dapat dilakukan peregangan saat duduk," ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (24/6/2023).
Menurut Omar, apabila timbul keluhan nyeri di tulang belakang, segera konsultasi dengan dokter spesialis tulang belakang. Dengan begitu, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan MRI agar dapat direkomendasikan tatalaksana yang tepat sesuai hasil pemeriksaan tersebut.
"Pada beberapa kasus diperlukan adanya tindakan pemasangan pen untuk stabilisasi tulang belakang. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, operasi tulang belakang saat ini sangat aman dikerjakan. Tindakan minimal invasif dapat menggantikan tindakan konvensional, contohnya dengan menggunakan robbin, robotic spine surgery yang dimiliki oleh RS Premier Bintaro," kata Omar.
CEO RSPB, dr Martha ML Siahaan, MARS, MH.Kes, menambahkan, operasi menggunakan robbin dijamin presesi 99 persen. "Operasi tulang belakang menggunakan robbin memiliki beberapa keuntungan dari segi biaya, yaitu length of stay (LoS) atau waktu rawat inap yang pendek, obat yang digunakan lebih sedikit, serta kemungkinan reoperasi lebih kecil. Sehingga ini secara biaya justru lebih baik," jelas Martha.
Adapun dr Rudiyanti, Sp.OG menyampaikan informasi seputar kesehatan reproduksi perempuan. Menurut dia, vaksinasi HPV sesuai ketentuan dan deteksi dini dapat membantu mengurangi risiko penderita kanker leher rahim, yaitu dengan melakukan pemeriksaan papsmear secara berkala. "Sehingga apabila diketahui lebih awal maka memiliki kesempatan lebih besar untuk diatasi," kata Rudiyanto.