Rabu 21 Jun 2023 11:34 WIB

Tanaman Hama Eceng Gondok Jadi Berkah Buat Komunitas Perempuan di Makassar

Dengan mengolah eceng gondok, perempuan di Makassar mendapatkan tambahan penghasilan.

Kondisi Sungai Jratun yang dipenuhi tumbuhan Eceng gondok (Eichhornia crassipes) di Desa Payaman, Mejobo, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (1/3/2023). Tumbuhan gulma yang hidup mengapung di atas air itu menyebabkan pendangkalan sungai serta mengganggu aliran sungai dan menjadi salah satu penyebab sering terjadinya banjir di kawasan itu.
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/foc.
Kondisi Sungai Jratun yang dipenuhi tumbuhan Eceng gondok (Eichhornia crassipes) di Desa Payaman, Mejobo, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (1/3/2023). Tumbuhan gulma yang hidup mengapung di atas air itu menyebabkan pendangkalan sungai serta mengganggu aliran sungai dan menjadi salah satu penyebab sering terjadinya banjir di kawasan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Eceng gondok yang tumbuh secara liar dan tak jarang dinilai merusak lingkungan kini berubah menjadi berkah yang disulap menjadi karya bernilai ekonomis bagi sekelompok perempuan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Eceng gondok ini memberi asa baru bagi sejumlah perempuan di Kelurahan Berua, Biringkanaya, Makassar, sejak 2019. Hasil karya itu bahkan telah menjadi produk unggulan Kota Makassar dan kini telah merambah pasar internasional.

Baca Juga

Dari hasil anyaman eceng gondok, para perempuan di Kota "AngingMamiri" itu membuka kantong-kantong rezeki bagi perekonomian keluarganya, terlebih bagi mereka yang harus berjibaku sendirian menghidupi anak-anaknya.

Hadirnya para perajin "emak-emak" itu tidak lepas dari hati mulia seorang perempuan asal Toraja bernama Elsa yang telah menjadi perajin eceng gondok sejak 2016, sekaligus memanfaatkannya sebagai peluang bisnis.

Elsa berkisah, ide usaha dari produk berbahan dasar eceng gondok muncul setelah ia mengikuti pelatihan yang diadakan Pemkot Makassar melalui Dekranasdakota itu pada 2016.

Setelah itu,...Lihat halaman berikutnya >>>

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement