Selasa 20 Jun 2023 00:51 WIB

Ini Dugaan Penyebab Puluhan ASN Keracunan Massal di Kendari

Puluhan ASN mengalami pusing, mual, dan muntah usai kegiatan kenaikan pangkat.

Garis Polisi   (Ilustrasi)
Foto: Arief Priyono/Antara
Garis Polisi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI--Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kendari, Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) menyelidiki penyebab dugaan keracunan massal. Keracunan massal ini membuat puluhan aparatur sipil negara (ASN) di Kota Kendari mengalami muntah dan pusing usai menyantap soto ayam.

Dugaan keracunan menimpa puluhan ASN di Kota Kendari terjadi di Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) yang terletak di jalan Prof M Yamin, Puuwatu, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari. Kasat Reskrim Polresta Kendari AKP Fitrayadi mengatakan pihaknya telah melakukan langkah-langkah penyelidikan dengan mengambil sampel makanan dan muntahan yang akan diperiksa di laboratorium forensik.

Baca Juga

"Yang kami sita untuk diperiksa sekarang adalah makanan yang dikonsumsi korban berupa air kuah soto ayam, lontong ayam, dan muntahan korban," katanya, di Kendari, Senin (19/6/2023).

Selain itu, polisi juga telah bergerak cepat melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, mulai dari ASN yang menjadi korban keracunan hingga pemilik katering tersebut.

"Makanan ini bersumber dari salah satu katering makanan yang ada di Kota Kendari, yang kita akan juga kembangkan dan diperiksa," katanya menegaskan.

Lebih lanjut, Fitrayadi menjelaskan awal para korban hingga keracunan. Saat itu para ASN sedang laksanakan kegiatan kenaikan pangkat PNS. Setelah kegiatan tersebut, peserta menikmati makanan berupa soto.

"Sekitar dua jam kemudian, orang-orang tersebut serentak mengalami pusing, mual, dan muntah," katanya membeberkan.

Akibat kejadian tersebut, semua orang yang mengalami keluhan tersebut dilarikan ke Puskesmas Puuwatu untuk mendapatkan perawatan medis. "Karena Puskesmas Puuwatu tidak dapat menampung semua korban, sehingga sebagian di pindahkan ke Klinik Sarlinasaf yang tidak jauh dari Puskesmas Puuwatu," kata Fitrayadi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement